News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mudik Lebaran 2018

Buktikan Bukan Hoaks, Kakorlantas Beraksi Kayuh Sepeda Lipat di Tanjakan Kenteng

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa mengayuh sepeda lipat kecil melintasi tanjakan jembatan Kali Kenteng, ruas jalan tol fungsional Salatiga-Kartasura, Selasa (12/6/2018) sore. Kakorlantas hendak menunjukkan bahwa Tanjakan Kali Kenteng layak dilintasi dan tanjakannnya tidak terlalu curam.

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Viral sebuah mobil city car melorot dan diselamatkan petugas di tanjakan Jembatan Kali Kenteng di ruas tol fungsional Salatiga-Surakarta beberapa waktu lalu, dikhawatirkan membuat masyarakat salah persepsi bahwa tanjakan tersebut tak layak dilewati.

Apalagi ada pula pesan berantai yang menyebutkan bahwa kemiriringan tanjakan Kali Kenteng di Tol Salatiga-Surakarta ini mencapai 50 derajat.

Tak ingin kekeliruan ini berlanjut, Selasa (12/6/2018) sore, Kakorkantas Polri, Irjen Pol Royke Lumowa mengunjungi tanjakan jembatan Kali Kenteng, Susukan, Kabupaten Semarang.

Baca: Pemudik Senang, Biasanya ke Jogja 14 Jam, Ada Tol Fungsional Cuma 11 Jam

Guna membuktikan bahwa tanjakan ini layak dilewati dan tidak securam yang dikabarkan di media sosial, Kakorlantas mengendarai sepeda lipat kecil melintasi tanjakan ini.

Ternyata, meski hanya menggunakan sepeda kecil, Kakorlantas sukses menaklukkan tanjakan ini. Menurut Royke, jika sepeda lipat saja sanggup melewati tanjakan Kali Kenteng, seharusnya mobil dengan kondisi normal lebih mudah melewati tanjakan ini.

"Ini tanjakan grade sepuluh, tapi menggunakan sepeda kecil, itu memang lebih berat dari sepeda besar. Artinya begini, sepeda kecil saja bisa lewat, apalagi mobil ya," kata Royke.

"(Jadi) tidak benar kalau tanjakan itu sulit dilewati mobil, karena sepeda saja bisa lewat," imbuhnya.

Sementara itu Manajer Administrasi PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), Fatahillah mengatakan, secara teknis tanjakan Kali Kenteng sebenarnya sudah dikaji secara teknis dan dinyatakan layak.

Banyaknya mobil yang melorot, sehingga perlu bantuan petugas untuk mengganjal atau mendorongnya, lebih karena faktor skill pengemudinya. Selain itu, biasanya mobil tersebut sarat muatan sehingga kesulitan saat menanjak.

"Kemarin saya lihat itu rata-rata kesalahan di teknik mengemudi. Misalnya matik, harusnya dia kan sudah main di D dua dan l, terus kalau yang manual itu pakai gigi dua, telat oper," tuturnya.

"Karena ketinggiannya cuma sepuluh persen sampai dua puluh persen, kalau diderajatin itu sekitar dua puluh derajat," imbuh Fatahillah.

Mobil baru bukan jaminan kuat melewati tanjakan Jembatan Kenteng ini. Kuncinya adalah mengikuti instruksi petugas untuk gas poll dan menambah kecepatan dari bawah.

Selain itu pengemudi juga diimbau untuk menjaga jarak saat melewati tanjakan Kali Kenteng.

Kasat Lantas Polres Semarang AKP Shandi Wiedyanoe mengatakan, tanjakan di ruas darurat Jembatan Kenteng ini tidak sampai 10 persen dari rataan jalan, artinya tanjakannya hanya 20 hingga 25 persen saja.

"Mobil jenis sedan tetap bisa menanjak dengan syarat menggunakan presneling gigi satu,” tuntasnya. (Kontributor Ungaran, Syahrul Munir)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantah Hoaks, Kakorlantas Polri Taklukkan Tanjakan Kali Kenteng dengan Sepeda Lipat"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini