TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kapal nelayan KM Arista yang tenggelam di perairan Makassar memulai pelayarannya dari Pelabuhan Rakyat Paotere, Rabu (13/6/2018) pukul 12.45 Wita.
Kapal yang rencananya akan berlayar ke Pulau Barrang Lompo tersebut memuat 40 orang lebih.
“Saat di tengah pelayaran, tepatnya di perairan Makassar, Kecamatan Ujung Tanah, kapal yang kelebihan muatan ini dihantam ombak tinggi dan angin kencang,” ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Dicky Sondani.
Dicky mengungkap, kapal karam sekitar 5 mil dari Pelabuhan Rakyat Paotere. Saat dihantam cuaca buruk, kapal langsung terbalik.
“Keterangan dari Raudah (istri nahkoda Kila) yang juga merupakan penumpang perahu tersebut, saat meninggalkan Pelabuhan Paotere sekitar 5 mil dari Pelabuhan Paotere, KM Arista dihantam angin dan ombak besar yang mengakibatkan terbalik hingga tenggelam,” tuturnya.
Baca: Penumpang Kapal Tenggelam Usai Belanja Lebaran, 14 Orang Meninggal Dunia
Selain cuaca buruk, lanjut Dicky, KM Arista merupakan kapal nelayan yang dipaksakan memuat penumpang lebih dari 40 orang. “Jadi selain cuaca buruk, kapal kelebihan muatan.
Lagi pula, kapal ini bukan untuk memuat penumpang. Hanya kapal nelayan yang dipaksa memuat penumpang," katanya.
"Banyaknya korban, karena kapal ini adalah kapal nelayan yang tidak dilengkapi alat keselamatan seperti pelampung dan lainnya,” tegasnya.
Akibat kecelakaan tersebut, 13 orang ditemukan tewas, 24 selamat, dan 8 orang lainnya masih dalam pencarian tim SAR. Sementara itu, di Pelabuhan Paotere, sejumlah ambulans disiagakan untuk menunggu korban.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Karamnya Kapal di Perairan Makassar yang Tewaskan 13 Orang"
Penulis : Kontributor Makassar, Hendra Cipto