Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Raya Idul Fitri identik dengan tradisi mudik dan berkumpul dengan keluarga.
Tapi, bagaimana bila harus berlebaran di negeri orang, terpisah jarak ribuan kilometer dari orang-orang tercinta?
Terlebih menjalankan lebaran di negara-negara minoritas muslim.
Ternyata berlebaran di negeri orang dan jauh dari keluarga tidak selalu membuat sedih.
Banyak pengalaman menyenangkan yang bisa didapat.
Baca: Donald Trump Dan Melania Akan Kunjungi Inggris Bertemu Ratu Elizabeth II
Seperti yang dirasakan Binka Patrescia yang harus menjalankan puasa dan berlebaran di Kanada tepatnya di Provinsi British Columbia (BC).
Meski berada di negara yang penduduk muslimnya tidak banyak, Binka bercerita, jika dirinya tetap merasakan suasana Lebaran.
Sebab, penduduk muslim yang tinggal di BC sedari pagi berbondong-bondong memadati masjid-masjid yang ada di negara bagian Amarika Utara ini untuk melakukan solat Id.
Baca: Menilik Aneka Makanan Dalam Acara Open House Di Rumah Ketua DPD RI
Menjadi menarik karena di Masjid yang dirinya datangi, salat id dilakukan dalam 2 sampai 3 sesi.
"Kebetulan aku kesiangan, jadi pas dateng udah kelar. Aku kira ga bakal bisa salat kan, eh ternyata ada sesi dua. Akhirnya aku ikut salat yang sesi dua yaitu jam 8.45 (waktu setempat)," cerita Binka, kepada Tribunnews.com, Sabtu (16/6/2018).
Seperti halnya di tanah air, warga muslim di BC juga terbiasa melangsungkan halal bihalal sebagai bentuk saling memaafkan antar sesama.
Baca: Hendak Mandi, Warga Di Pringsewu Kaget Melihat Ada Mayat Di Dalam Sumur
"Halal bihalal dengan siapa aja yang di temui di masjid itu dengan saling menyapa 'Id Mubarak Sister'," ucapnya.
Ia pun tidak kehilangan tradisi untuk menyantap makanan khas yang disuguhkan saat Lebaran.