TRIBUNNEWS.COM, SIMALUNGUN - Kedalaman perairan Danau Toba menjadi satu dari sekian faktor kesulitan yang dihadapi Basarnas dalam mencari korban tenggelamnya KM Sinar Bangun.
Dalam konferensi pers Jumat (22/6/2018), Kepala Basarnas M Syaugi mengatakan pencarian korban dengan titik koordinat yang diduga tempat tenggelamnya KM Sinar Bangun, ternyata melebihi batas jarak yang diperkirakan.
Menurutnya, sampai hari ini belum bisa korban ditemukan, karena kedalaman Danau Toba melebihi 300 meter. Di peta kedalaman air mencapai 500-550 meter, sehingga harus dibantu oleh TNI AL dan diberikan bantuan alat Multibeam Side Scan Sonar.
Baca: Ini Identitas dan Foto Korban Selamat Kecelakaan KM Risma Marisi
Karena peralatan milik angkatan laut ini, punya jangkauan hingga 600 meter dan sudah di pasang dan gunakan sejak tadi siang pukul 12.00 WIB, menuju lokasi yang diperkirakan tenggelamnya kapal tersebut.
Namun saat mendekati lokasi yang diduga tenggelamnya KM Sinar Bangun, alat multibeam side scan Sonar sudah tidak bisa mendeteksi lagi.
"Artinya kedalaman Danau Toba melebihi 600 meter. Tapi kita tetap menuju ketengah tempat perkiraan dan tidak bisa melihat apa-apa. Hingga akhirnya kita menyisir dipinggiran yang bisa melihat 600 meter kebawah. Karena hingga kini kita belum menemukan bangkai kapal," kata Syaugi, Jumat (22/6/2018).
"Jadi besok kita akan datangkan alat yang lebih besar milik Basarnas dari Pekanbaru. Karena alatnya ini sangat besar. Bagaimanapun kita akan berusaha mendatangkan alat ini. Kemampuan alat ini sama, tetapi kemampuannya bisa sampai 2 ribu meter," sambungnya.
Baca: Piala Dunia 2018: Apa yang salah dengan Lionel Messi?
Terkait kesulitan dengan alang-alang di kedalam laut maupun ganggang, Syaugi mengatakan kesulitan tidak ada. Karena alat ini melihat objek, jadi apabila ada objek dan sampai dasar masih bisa melihat.
Lebih lanjut, Syaugi menjelaskan bahwa alat sejenis multibeam side scan sonar dengan jangkauan kedalaman 2 ribu meter ini, akan digunakan untuk bisa menyisir semua daerah yang diperkirakan titik koordinat.
"Sekarang ini belum bisa dipastikan titik pasti koordinat kapal dimana. Tapi perkiraan sudah diseser," ujarnya.
Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Medan, Budiawan pencarian Jumat di permukaan Danau Toba sejauh 10-20 kilometer.
''Kenapa itu dilakukan karena korban-korban yang mungkin timbul dipermukaan akan terhampar ke bibir danau. Sehingga Tim SAR akan mencari hingga bagian kiri dan kanan bibir danau," kata Budiawan, Jumat (22/6/2018).
Baca: Membantu pengungsi bisa dipidana di Hungaria
Budiawan menjelaskan bahwa tim yang melakukan penyelaman akan menggunakan alat scan sonar dan multibeam side scan sonar yang didatangkan langsung dari Disposal Mabes TNI AL di Jakarta, bersama dengan Tim pasukan khusus Detasemen Jalamangkar (Denjaka), Batalyon Intai Amfibi (Taifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska).
"Mereka akan bersama-sama melakukan pencarian dimana titik tenggelamnya KM Sinar Bangun," ucap Budiawan.
Lanjut, Budiawan menuturkan bahwa titik pencarian korban KM Sinar Bangun di hari ke-5 berbeda dengan titik koordinat yang dalam pencarian sebelumnya. Karena Basarnas sudah berkoordinasi dengan Nakhoda KMP Sumut II yang ada di lokasi saat kejadian terjadi.
"Waktu itu KMP Sumut II berdekatan langsung dengan KM Sinar Bangun dan sempat mengevakuasi beberapa korban. Sehingga titik koordinat yang disampaikan nakhoda berbeda sekitar 2 mil dari titik koordinat kita sebelumnya," ujar Budiawan.