TRIBUNNEWS.COM - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak telah usai digelar pada Rabu, (27/6/2018).
Namun, hasil dari hitung cepat atau quick count masih menyisakan banyak polemik terkait perbedaan hasil yang jauh berbeda dengan hasil survei pilkada.
Termasuk melejitnya suara pasangan calon (paslon) gubernur Jawa Barat Sudarajat-Akhmad Syaikhu dan paslon gubernur Jawa Tengah, Sudirman Ida.
Dikutip TribunWow dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA angkat bicara soal melonjaknya kedua paslon tersebut.
Denny membantah adanya anggapan konspirasi lembaga survei yang sengaja membuat suara dua pasangan itu lebih kecil saat survei sebelum pilkada dibanding faktanya.
Menurut Denny, tak ada konspirasi untuk mengatur bersama beberapa presentase masing-masing kandidat dalam survei.
Karena aneka lembaga survei tersebut bekerja secara independen.