TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi perseteruan antara Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan dengan aktivis Ratna Sarumpaet di Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun, di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun pada Senin (2/7), Bupati Samosir Rapidin Simbolon menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Ratna memilki motif politis.
Diketahui, Ratna tak setuju terkait penghentian pencarian korban KM Sinar Bangun. Namun, Luhut tak menghendaki Ratna berbicara di forum. Lantaran Luhut menginginkan berbicara sendiri dengan para keluarga korban.
"Tiba-tiba datang. Itu kan udah muatan politis," kata Rapidin usai mengadakan rapat dengan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kemenko Maritim Jakarta Pusat pada Selasa (3/7/2018).
Rapidin juga mengatakan bahwa menurutnya apa yang dilakukan oleh Ratna tidak etis karena Ratna baru datang lalu ikut campur dalam masalah yang sudah terjadi selama kurang lebih dua minggu.
"Bu Ratna kan baru kemarin datang. Persoalannya udah dua minggu lalu. Etis nggak dia mencampuri masalah seperti itu?" kata Rapidin.
Rapidin juga mengatakan bahwa kehadiran Ratna pada saat itu bukan atas dasar undangan.
"Nggak diundang," kata Rapidin.
Sebelumnya Luhut dan Ratna terlibat perseteruan di Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun, di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7).
Hal itu dikarenakan Ratna yang mengaku mewakili keluarga korban tak setuju terkait rencana penghentian pencarian korban KM Sinar Bangun.
Namun, Luhut menginginkan berbicara sendiri dengan para keluarga korban dan tak menghendaki Ratna berbicara di forum karena telah memotong kata-katanya ketika akan memulai rapat dengan para kepala Tim Evakuasi KM Sinar Bangun dan keluarga korban di sana.