Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum PPP, Muhammad Romahurmuziy menanggapi santai wacana menduetkan Jusuf Kalla dan Agus Harimukti Yudhoyono (AHY).
Menurut pria yang akrab disapa Romi itu, hal itu tak menjamin sukses di pilpres 2019.
Baca: Ratna Protes Penghentian Pencarian, Fadli Zon: Kami Dukung
"Saya katakan bahwa wacana Partai Demorkat tak punya prospek untuk 2019 mendatang," ujar Romi di kantor PBNU, Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018).
Lagipula, ujar Romi, belum ada sinyal terkait wacana tersebut di antara tiga partai yang tersisa yaitu PAN, PKB, serta Demokrat.
Sehingga, ia menyarankan Partai Demokrat untuk menentukan parpol koalisinya terlebih dahulu dan kemudian baru memunculkan nama.
"Sejauh ini saya belum menerima sinyal bahwa ketiga partai itu akan bergabung dalam satu koalisi. Sebelum berbicara nama maka yang penting koalisinya siapa, diluar Pak Jokowi dan Prabowo maka hanya 3 parpol yang bisa bergabung, Demokrat, PAN, PKB," jelas Romy.
Selain itu, alasan tak jamin suksesnya jika duet JK-AHY dijalankan, menurut Romy adalah, keengganan JK untuk kembali memilih karir politik untuk menjadi capres.
"Saya belum pernah mendengar, sering bertemu. Semenjak bertemu Pak Jk berkeinginan untuk menjadi jadi calon presiden. Belum pernah (dengar)," tutur Romy.
Sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Hinca IP Pandjaitan menyatakan pertemuan silaturahmi Lebaran JK dan SBY pada 25 Juni 2016 lalu, diharapkan berpeluang membentuk Koalisi alternatif antara Golkar Demokrat untuk Pilpres 2019 mendatang.
Baca: OTT Dua Kepala Daerah di Aceh, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah
Namun baik SBY dan JK mengatakan dalam pertemuan selama 1 jam itu, persoalan politik sama sekali tak dibicarakan.
Keduanya kompak menyatakan tema perbincangan tak lepas soal kehangatan diantara kedua keluarga.