TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 1.262 orang telah menyampaikan minatnya untuk ikut andil dalam pembangunan masyarakat melalui pengembangan wirausaha pedesaan melalui Akademi Kewirausahaan Masyarakat (AKM).
Menurut Dekan Fisipol Universitas Gajah Mada, Erwan, peminat tersebar dari hampir seluruh wilayah di Indonesia. Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur adalah provinsi-provinsi dengan jumlah peminat terbanyak.
Setelah melalui tahap seleksi, terpilih 100 orang dari 30 provinsi untuk menjadi peserta AKM Batch 1 di Yogyakarta.
Erwan menambahkan, para peserta terpilih akan mengikuti proses cloning selama 10 hari (19-28 Juli 2018) untuk membangun mental, karakter, serta kompetensi dasar kewirausahaan yang dibimbing langsung oleh para mentor yang merupakan para praktisi wirausaha yang telah berhasil.
“Rangkaian kegiatan dalam proses cloning ini berupa inkubasi, pembangunan karakter, dan dialog kebangsaan dengan melibatkan sejumlah kelompok bisnis, filantropi, sociopreneur dan entrepreneur yang telah berpengalaman, pemerintah pusat, pemerintah daerah, AAU Yogyakarta, serta para pelaku sociopreneur internasional,” terang Erwan kepada wartawan, Senin (09/07/2018).
Selama proses cloning, AKM menyediakan berbagai fasilitas, antara lain biaya transportasi dari daerah asal ke Yogyakarta (PP), akomodasi, dan konsumsi. Tidak ada pungutan biaya apapun bagi peserta program ini.
Pasca proses cloning, para peserta akan mengikuti tahap berikutnya, yaitu deployment atau diterjunkan langsung ke desa-desa yang menjadi target binaan para mitra AKM.
Para mitra ini adalah Lembaga pemerintah dan swasta yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap pembangunan masyarakat pedesaan.
Di desa-desa tersebut para peserta akan menjalankan peran sebagai pendamping pengembangan wirausaha berbasis potensi desa masing-masing.
Berbekal ilmu yang diperoleh selama proses cloning, mereka diharapkan mampu melakukan pemetaan masalah dan potensi desa serta mengaktivasi masyarakat lokal untuk merintis wirausaha bersama-sama.
Selama masa deployment yang berdurasi selama 1 tahun ini, para peserta akan memperoleh dukungan dari para mitra AKM.
Tidak hanya memberikan bekal berupa keahlian dan kesempatan terjun langsung ke masyarakat pedesaan, AKM juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk memanfaatkan jejaring (network) yang dimiliki oleh AKM.
Setiap inisiasi wirausaha yang berhasil dikembangkan oleh masyarakat desa, AKM memberikan perhatian penuh pada upaya pengembangannya, baik berupa akses teknologi maupun akses pasar (comprehensive off-taker).
Gagasan program AKM ini berangkat dari sejumlah pertimbangan. Pertama, besarnya angka pengangguran terdidik. Data terbaru menunjukkan, dalam satu tahun terdapat sekitar 800.000 lulusan sarjana, namun tidak semuanya terserap dunia kerja dan/atau memiliki usaha sendiri.
Estimasi per tahun, ada tambahan pengangguran terdidik sekitar 66.000. Untuk itu diperlukan langkah terobosan untuk mendidik calon wirausaha-wirausaha baru.
AKM akan segera membuka pendaftaran Batch berikutnya pada bulan Agustus 2018. Cara mendaftar dapat dilakukan melalui website https://akmindonesia.org.