Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana haru terlihat di kantor KPU RI pada Selasa (17/7/2018) malam. Pemandangan ini saat Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso, bertemu dengan mantan rekan di Partai Golkar.
Baca: Johan Budi Kaget Bakal Bertarung di Dapil yang Sama dengan Ibas
Baca: Kuasa Hukum Sebut Eni Mengaku Lupa Dirinya Anggota DPR dan Bukan Pengusaha
Priyo merupakan mantan politisi partai berlambang pohon beringin itu. Dia sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 2009-2014, mewakili Partai Golongan Karya dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I.
Namun, jelang memasuki tahapan Pemilu 2019, dia memilih bergabung dengan Partai Berkarya. Dia dipercayakan menjabat sebagai sekjen di partai yang dikomandani oleh Hutomo Mandala Putra.
Pada Selasa malam, dia mendatangi kantor KPU RI untuk menyerahkan daftar caleg beserta dokumen pelengkap dari Partai Berkarya. Pada waktu bersamaan, dia bertemu dengan mantan rekan dari Partai Golkar, salah satunya, Lodewijk Freidrich Paulus, sekjen Partai Golkar.
Berdasarkan pemantauan, Lodewijk sempat memeluk Priyo, lalu melakukan sejumlah perbincangan. Mereka memakai jas partai berwarna kuning, namun warna Partai Berkarya lebih muda dibandingkan Partai Golkar.
"Mata Mas Budi (Priyo Budi Santoso,red) berair," kata Lodewijk, ditemui di di kantor KPU RI pada Selasa (17/7/2018) malam.
Lalu, Priyo mengaku sedih melihat pertemuan ini. Ungkapan kesedihan disampaikan kepada Lodewijk. Dia juga menitipkan salam kepada Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar.
"Salam untuk mas ketum. Kalau begini saya sedih," ungkap Priyo kepada Lodewijk.
Lodewijk mengaku ada sesuatu yang hilang dari Partai Golkar, setelah ditinggal Priyo. "Ada sesuatu yang hilang," kata dia.
Priyo juga merasakan hal yang sama. Bahkan, dia sempat menegur beberapa kader dari Partai Golkar yang sempat membantunya selama di partai tersebut.
"Setelah sekian tahun. Dulu andalan saya," tambah Priyo.