News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak

Hanya 31 Perempuan Terpilih Sebagai Kepala Daerah

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, di sela-sela sebuah diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (12/5/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mencatat hanya terdapat 31 perempuan dari total 342 orang yang terpilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Merujuk data itu, maka persentase perempuan sebagai kepala daerah hanya sebesar 9,06 persen.

Angka ini cenderung stagnan jika dibandingkan dengan pilkada-pilkada sebelumnya. Di Pilkada 2015. hanya ada 8.7 persen perempuan yang menang. Sementara di 2017, hanya 5.90 persen perempuan yang menang. 

Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, mengatakan ini menunjukkan ketidakseriusan partai mengusung kepentingan perempuan. Platform dan ideologi partai mengenai kepentingan perempuan tak tampak di pemilihan perempuan sebagai calon kepala dan wakil kepala daerah.

Menurut dia, partai tidak memilih kadernya sebagai calon kepala dan wakil kepala daerah berdasarkan pertimbangan ideologis memperjuangkan kepentingan perempuan.

“Tetapi, partai lebih mementingkan pertimbangan popularitas dan elektabilitas calon,” ujar Titi, Rabu (1/8/2018).

Sebanyak 14 perempuan terpilih menjadi kepala daerah dan 17 perempuan terpilih menjadi wakil kepala daerah. Mereka terpilih dengan rata-rata kemenangan 46.84 persen. Perempuan ini menang di 31 daerah (18.13 persen) yaitu di 3 provinsi (1 gubernur, 2 wakil gubernur); 19 kabupaten (10 bupati, 9 wakil bupati); dan 9 kota (3 walikota, 6 wakil walikota). 

Jika dibandingkan dengan 101 perempuan yang mendaftar sebagai calon kepala daerah, hanya 30.69 persen saja perempuan yang bisa memenangkan Pilkada. Angka keterpilihan ini juga cenderung stagnan dari pilkada ke pilkada. Di Pilkada 2015, angka keterpilihannya 37.1 persen dan di Pilkada 2017 angka keterpilihannya 26.67 persen. 

Melihat partai politik yang mengusung kepala daerah perempuan, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrat, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi partai terbanyak yang tergabung dalam koalisi pengusung perempuan yang memenangkan Pilkada 2018.

Partai Golkar tergabung dalam koalisi yang mengusung 17 (54.84) perempuan pemenang Pilkada 2018 disusul Partai Demokrat (14 dari 31-45.16 persen) dan PKB (13 dari 31-41.94 persen). 

Latar belakang 31 perempuan yang terpilih ini didominasi oleh mereka yang mempunyai jaringan kekerabatan (17 dari 31-54.84 persen), kader partai (15 dari 31-48.39 persen), eks dan anggota legislator (13 dari 31-41.94 persen), serta petahana (9 dari 31-29.03 persen).

Empat hal ini konsisten mendominasi latar belakang perempuan kepala dan wakil kepala daerah terpilih dari pilkada ke pilkada. Hal ini menunjukkan sempitnya basis rekrutmen partai politik. partai tak punya suplai kader perempuan memadai.

“Kecenderungan ini terjadi karena partai tak punya mekanisme perekrutan anggota yang inklusif dan terbuka. Akhirnya, partai hanya menempatkan perempuan dengan elektabilitas tinggi,” kata dia.

Hanya ada 11 dari 31 perempuan terpilih (35.48 persen) yang memiliki visi, misi. dan program yang menyematkan kata perempuan, wanita, atau ibu. Meskipun visi, misi, dan program yang diusung calon kepala dan wakil kepala daerah ini menyemat kata perempuan atau wanita, perspektif gender belum menjadi bagian integral dari visi, misi. dan program tersebut.

Dia menambahkan, hal ini dapat dilihat misalnya dari visi, misi, program yang dalam, misi, dan program. Visi, misi, dan program seharusnya memuat pemahaman yang balk atas persoalan kompleks dari berbagai isu yang dihadapi perempuan.

“Sehingga visi, misi, dan program ini dapat benar-benar menjawab kebutuhan serta mampu merespon tantangan yang khas dihadapi perempuan,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini