TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 1.091 pendaki Gunung Rinjani dapat dievakuasi setelah terjadi gempa bumi 6,4 SR yang mengguncang Nusa Tenggara Barat pada Minggu (29/7) pagi.
Sebanyak tiga pendaki dievakuasi menggunakan helikopter.
"Sejak 29 hingga 31 Juli pagi, total yang berhasil dievakuasi 1.091 jiwa. Sebanyak 1.090 jiwa selamat dan satu meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di kantor BNPB, Jakarta, Selasa (31/7).
Baca: Potret Masa Lalu Nissa Sabyan Terbongkar, Begini Penampilannya Sebelum Tenar
Dia memaparkan rincian pendaki yang dievakuasi yaitu sebanyak 723 warga negara asing (WNA) dan 368 warga negara Indonesia (WNI).
Menurut Sutopo proses evakuasi dilakukan oleh 244 personel gabungan terdiri dari TNI, Polri, relawan, Mapala, dan Basarnas yang sudah bergerak sejak 29 Juli 2018 setelah gempa terjadi.
"Hari ini memang ada enam WNI pendaki yang masih ada di Danau Segara Anak, tim evakuasi gabungan bergerak sejak Senin malam dan sudah menemukan enam pendaki," jelasnya.
Dalam proses perjalanan evakuasi terhadap enam orang tersebut, tim gabungan menemukan tujuh warga lokal lagi di Gua Susu, sehingga total yang dievakuasi menjadi 13 orang.
Dari 13 orang tersebut, tiga korban dievakuasi menggunakan helikopter sedangkan 10 orang lainnya dievakuasi melalui jalur darat.
Begitu pula jenazah Muhammad Ainul Takzim, pendaki asal Makassar, dievakuasi menggunakan helikopter.
Menurut Sutopo, proses evakuasi telah selesai karena menurut laporan sudah tidak ada wisatawan lagi di Gunung Rinjani. BNPB mencatat, hingga Selasa korban meninggal dunia menjadi 17 orang.
Selain korban meninggal, sebanyak 401 orang mengalami luka-luka. Jumlah pengungsi saat ini mencapai 10.062 orang, tersebar di 13 titik pengungsian. Jumlah rumah rusak terdata 5.448 unit, 15 unit fasilitas pendidikam, 5 unit fasilitas kesehatan, 55 unit fasilitas peribadatan, 37 kios, dan satu jembatan rusak.
Seorang korban gempa, Muhammad Ainul Takzim (26), staf Balai Litbang LHK Makassar, jenazahnya dapat dievakuasi dari Bukit Pelawangan sekita pukul 11.25 Wita.
Direktur Operasional Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Brigjen TNI Mar Bambang Suryo Aji mengatakan evakuasi berlangsung lancar berkat kepiawaian sang pilot helikopter Surya Air PT AMNT.
"Meskipun kondisi cuaca yang memang agak gelap (mendung berawan) tapi berkat kemampuan pilotnya, jenazah korban bisa dievakuasi," kata Bambang Suryo.