TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Polhukam Wiranto mengatakan Indonesia kini tengah menghadapi fenomena baru menjelang Pemilu 2019.
Ia mengatakan ada fenomena baru yaitu upaya membawa kekuatan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) menjelang Pemilu.
“Pemilu itu adu kualitas dan kompetensi, bukan adu fitnah, saling menjelekkan, bongkar aib lawan, bukan adu hoax, adu otot, saya melihat pra pemilu di Indonesia tengah menghadapi fenomena baru yaitu ada yang berusaha membawa kekuatan SARA,” ungkapnya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (3/8/2018).
Wiranto sendiri mengakui bahwa suhu politik di Indonesia kini makin panas jelang Pilpres.
Apalagi tanggal 4-10 Agustus 2018 akan diwarnai pendaftaran capres dan cawaprea Pemilu 2019.
“Kalau panas memang wajar tapi jangan sampai mendidih dan merugikan masyarakat, Pemilu ini kan bagaimana rakyat memilih kader terbaik yang diusung partai politik untuk menjadi pimimpin Indonesia,” imbuhnya.
Wiranto pun mengajak masyarakat Indonesia melanjutkan tren positif penyelenggaraan Pemilu di Indonesia dengan meninggalkan politik SARA.
“Sejak Pemilu 1999 saya selalu melihat Pemilu Indonesia yang sukses baik sebagai aparat keamanan maupun peserta, mari kita hadapi pemilu dengan bersyukur bahwa kita diberi kesempatan memilih pemimpin terbaik,” katanya.
“Jangan sampai Pemilu pecah belah kita sebagai bangsa,” ujarnya.