News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Lombok

Masa Tanggap Darurat Diperpanjang hingga 25 Agustus, Korban Meninggal Tercatat 387 Orang

Penulis: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga korban gempa berjalan usai melaksanakan salat jumat di sekitar pengungsian di Gunung Sari, Lombok Barat, NTB, Jumat (10/8/2018). Berdasarkan data BNPB kerusakan akibat gempa bumi Lombok mencapai 67.875 unit rumah rusak, 468 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Memasuki hari keenam pasca gempa bumi 7 SR yang mengguncang wilayah di Nusa Tenggara Barat dan Bali, penanganan darurat masih terus diintensifkan.

Masa tanggap darurat penanganan dampak gempa bumi di Nusa Tenggara Barat berakhir pada hari ini, Minggu (11/8/2018).

Namun mempertimbangkan masih banyak masalah dalam penanganan dampak gempa, Gubernur Nusa Tenggara Barat memutuskan untuk memperpanjang 14 hari masa tanggap darurat yaitu terhitung Minggu (12/8/2018) hingga Sabtu (25/8/2018).

Kondisi di lapangan masih banyak permasalahan, seperti masih adanya korban yang harus dievakuasi, pengungsi yang belum tertangani dengan baik, gempa susulan yang masih terus berlangsung bahkan gempa yang merusak dan menimbulkan korban jiwa, dan lainnya.

Dengan adanya penetapan masa tanggap darurat maka ada kemudahan akses untuk pengerahan personel, penggunaan sumber daya, penggunaan anggaran, pengadaan barang logistik dan peralatan, dan administrasi sehingga penanganan dampak bencana menjadi lebih cepat.

Baca: Cerita di Balik Koalisi Prabowo-Sandiaga, Setengah Jam Menyatukan Pendapat hingga Meyakinkan SBY

Berdasarkan data yang diterima Tribunnews dari Sutopo Purwo Nugroho, Kepala pusat Data Informasi dan Humas BNPB, hingga Sabtu (11/8/2018) hari ini tercatat 387 orang meninggal dunia denga sebaran Kabupaten Lombok Utara 334 orang, Lombok Barat 30 orang, Lombok Timur 10, Kota Mataram 9, Lombok Tengah 2, dan Kota Denpasar 2 orang.

Diperkirakan jumlah korban meninggal akan terus bertambah karena masih ada korban yang diduga tertimbun longsor dan bangunan roboh, dan adanya korban meninggal yang belum didata dan dilaporkan ke posko.

"Jika di Kabupaten Lombok Timur kemarin dilaporkan 11 orang meninggal dunia. Setelah diverifikasi ternyata terjadi pencatatan ganda. Satu korban dilaporkan 2 kali karena menggunakan nama panggilan dan nama lengkap.," kata Sutopo.

Sementara itu, sebanyak 13.688 orang luka-luka.

Pengungsi tercatat 387.067 jiwa tersebar di ribuan titik.

Baca: Kekhawatiran Wury Estu Handayani Jika Suaminya Maruf Amin Jadi Wakil Presiden

Ratusan ribu jiwa pengungsi tersebut tersebar di Kabupaten Lombok Utara 198.846 orang, Kota Mataram 20.343 orang, Lombok Barat 91.372 orang, dan Lombok Timur 76.506 orang.  
 
Angka pengungsi berubah-ubah karena banyak pengungsi yang pada siang hari kembali ke rumah atau menengok kebunnya, tetapi pada malam hari kembali ke pengungsian.

Selain itu menurut Sutopo, belum semua titik pengungsi terdata.

Juga terdapat sebagian warga yang harusnya tidak perlu mengungsi karena kondisi rumah masih berdiri kokoh tanpa kerusakan tetapi ikut mengungsi karena trauma dengan gempa.

Semuanya itu menurut Sutopo memerlukan bantuan.

Sedangkan kerusakan fisik masih sama jumlahnya, yaitu 67.875 unit rumah rusak, 468 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak.

Angka tersebut masih bersifat sementara karena pendataan dan verifikasi masih dilakukan petugas.

Pendataan dan verifikasi rumah diprioritaskan agar terdata jumlah kerusakan rumah dengan nama pemilik dan alamat untuk selanjutnya di-SK-kan Bupati/Walikota dan diserahkan ke BNPB untuk selanjutnya korban menerima bantuan stimulus perbaikan rumah.

Hingga H+6 masih terdapat beberapa pengungsi yang belum mendapat bantuan, khususnya di Kecamatan Gangga, Kayangan dan Pemenang yang aksesnya sulit dijangkau.

Baca: Firasat Sang Kakak Sebelum Pegawai BPJS Kesehatan Ria Damayanti Meninggal Akibat Kecelakaan

Juga di beberapa titik di Lombok Barat. Bantuan logistik terus berdatangan.

Permasalahan utama adalah distribusi logistik yang untuk mengirimkan ke ribuan titik pengungsian.

Akses jalan menuju lokasi pengungsi juga rusak. Sebagian besar jalan di Lombok Utara mengalami kerusakan akibat gempa.

"Oleh karena itu percepatan distribusi logistik menjadi prioritas saat ini, selain pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi," ujar Sutopo.
 
Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda, selimut, makanan siap saji, beras, MCK portable, air minum, air bersih, tendon air, mie instan, pakaian, terpal/alas tidur, alat penerang/listrik, layanan kesehatan dan trauma healing.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini