TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan OlahÂraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan, ada banyak bonus yang menanti para atlet peraih medali emas, perak, dan perunggu, di Asian Games 2018.
Mulai dari uang miliaran, rumah, hingga diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Itu baru bonus dari pemerintah pusat. Ada pula hadiah dari pemerintah daerah (pemda) untuk atlet yang berasal dari daerah masing-masing.
Selain itu juga ada bonus dari pihak swasta, seperti asuransi.
Menurut Menpora, besaran uang bonus yang didapatkan peraih medali akan disesuaikan dengan nomor cabang olahraganya.
"Soal bonus, pemerintah sudah menyiapkan, menganggarkan dan mendata, bahwa satu keping medali emas bagi single Rp 1,5 miliar. Untuk double masing-masing Rp 1 miliar. Bagi tim masing-masing Rp 800-900 juta," kata Imam di MPC Asian Games 2018, JCC, Jakarta Pusat, Senin (27/8).
Baca: Bertabur Bintang Kpop, Wishnutama Ungkap Seleb yang Akan Tampil di Closing Ceremony Asian Games 2018
Pemerintah juga akan memberikan bonus kepada pelatih dan asisten pelatih yang besarannya masih akan dikalkulasi.
"Besaran bonus buat pelatih dan asisten pelatih peraih perak dan perunggu dalam pejelasan berikutnya akan saya sampaikan karena terkait angka dan persentasenya berbeda. Karena ketika berbicara tim, maka satu sama lain berbeda. Seperti bola voli dan kano berbeda, begitu juga sepak bola. Masing-masing ada persentasenya. Nanti akan saya sampaikan lebih detail lagi," kata Imam.
Kemudian, ada pula bonus rumah yang akan diberikan oleh Kementerian PUPR.
Selain itu, mereka yang berprestasi juga akan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kemenpora.
"Kami sudah berkoordianasi dengan Menpan RB bahwa sebelumnya hanya peraih medali emas dan perak saja yang diangkat jadi PNS, tapi sekarang medali perunggu juga. Penempatannya tentu di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Apakah mereka nanti ditempatkan sebagai fungsional atau pelatih, tentu akan kami sesuaikan," ujar Imam.
Baca: Suami-Istri Peraih Medali Emas Pencak Silat Asian Games 2018: Kamar Tidur Terpisah saat Latihan
Pihak swasta pun, dikatakan oleh Menpora, juga bersumbangsih memberikan bonus bagi para atlet.
Seperti misalnya perusahaan minuman berenergi menjanjikan untuk memberikan emas 100 gram bagi peraih medali emas.
Sama dengan Paragames
Ditambahkan Menpora, bonus akan diberikan bagi atlet dengan cara transfer ke rekening tabungannya. Pencairan dana dilakukan setelah event Asian Paragames 2018 bergulir.
"Pencairan yang pasti setelah momen Asian Games ini masih ada Asian Paragames. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang persamaan bonus, dan bonus bagi Asian Games dan Paragames itu sama. Karena sama, maka kita berharap setelah Asian Paragames persis, langsung (transfer) ke rekening tanpa potongan pajak, langsung ke rekening atlet maupun pelatih," ungkapnya.
Bonus dari DKI
Salah satu pemda yang akan memberikan bonus adalah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta Ratiyono mengatakan, atlet DKI Jakarta yang ikut Asian Games berpeluang menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Khususnya untuk atlet yang meraih medali emas atau perak.
"Kalau dia dapat emas sama perak kan bisa jadi PNS itu, tetapi kalau perunggu tidak," ujar Ratiyono ketika dihubungi, Senin (27/8).
Ratiyono mengatakan, hal ini bukan hanya berlaku bagi atlet DKI Jakarta saja.
Pengangkatan sebagai PNS juga dilakukan jika atlet tersebut bersedia.
Untuk saat ini, kata Ratiyono, sudah ada atlet-atlet DKI Jakarta yang mendapatkan medali.
Namun pihaknya masih memastikan daftar namanya dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
"Tetapi waktu itu atlet DKI yang pertama dapat kalau tidak salah dari cabang wushu," ujar Ratiyono.
Pemprov DKI Jakarta juga akan memberikan bonus berupa uang untuk atlet DKI yang mendapat medali. Ratiyono mengatakan jumlah uangnya bisa mencapai Rp 300 juta.
Dari Prabowo
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Presiden Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) Prabowo Subianto juga ikut senang dan akan memberikan bonus bagi peraih medali.
Kemarin, cabang pencak silat menyumbangkan 8 medali emas untuk kontingen Indonesia.
Ketika hendak ditemui di kediamannya di Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin (27/8) malam, Prabowo tampak tersenyum sambil melambaikan tangan dari dalam mobil Lexus putihnya.
Ia pun meninggalkan rumahnya sambil kembali melontarkan senyumnya.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa Prabowo sangat bersyukur cabang olahraga pencak silat bisa meraih 8 emas.
"Prabowo bersyukur karena 40 persen dari perolehan medali emas kita hari ini disumbangkan pencak silat," kata Muzani di kediaman Prabowo.
Prabowo, menurut Muzani, sangat bangga. Sebagai dukungan moral, Prabowo akan menonton pertandingan pencak silat berikutnya.
"Beliau akan nonton, tanggal berapanya saya lupa," katanya.
Selama ini Prabowo selalu memantau latihan dan perkembangan atlet pencak silat yang bertanding pada ajang Asian Games.
"Beliau memonitor terus, dan Alhamdulillah raihan emas sekarang melampui target," kata Muzani.
Prabowo juga disebut akan memberikan bonus kepada atlet peraih medali emas.
"Biasanya gitu, yang berprestasi oleh beliau (Prabowo) dikasih bonus. Tapi bonusnya apa, besarnya berapa, saya nggak tahu," ujar Muzani.
Lampaui target
Terkait perolehan medali kontingen Indonesia, Menpora Imam Nahrawi tampak semringah.
Sebelum Asian Games 2018 digelar, ia menargetkan Indonesia bisa meraih setidaknya 16 medali emas.
Ternyata, hingga Senin (27/8) malam, Indonesia sudah menyabet 22 medali emas.
Torehan tersebut memecahkan rekor raihan medali emas saat event 5 tahunan tersebut digelar pada tahun 1962, ketika Indonesia juga menjadi tuan rumah.
"Per hari ini kita sudah melampaui Asian Games 1962," kata Imam.
Hal yang lebih membanggakan, sambung Imam, beberapa atlet peraih medali emas merupakan mereka yang cabang olahraganya juga dipertandingkan di Olimpiade.
"Hal yang paling penting juga kita berhasil meraih medali emas di sejumlah cabang olah raga olimpiade. Salah satunya cabang olahraga angkat besi 62 kg, Eko Yuli Irawan, sempat mau dihapus tapi kami dari PB PASSI, Kemenpora dan Inasgoc berjuang, akhirnya bisa kembali dipertandingkan," ujarnya.
Kemudian cabang olahraga panjang dinding dimana emas diraih oleh Aries Susanti Rahayu, tim estafet putra, dan tim estafet putri. Juga cabang karate kelas 60 kg kumite oleh Rifki Ardiansyah Arrosyiid.
Bahkan beberapa cabang olahraga yang sebelumnya tak menjadi unggulan bagi kontingen Indonesia, secara mengejutkan membuktikan kejayaannya.
"Lalu, setelah 18 tahun puasa medali emas, cabang tenis kembali meraih emas. Terakhir menang waktu Asian Games Bangkok 1990 yang diraih oleh Hary Suharyadi dan Yayuk Basuki," katanya. (abs/Kompas.com/TribunNetwork)
Baca selengkapnya di Harian Warta Kota edisi Selasa, 28 Agustus 2018