Penyidik KPK, ucap Eni, mendalami sejauh mana dirinya mengenal Idrus.
Saat diinterogasi, Eni mengaku mengenal Idrus sejak masih sama-sama di Komite Nasional Pemuda Indonesia.
Saat itu, Idrus menjabat sebagai Ketua Umum DPP KNPI.
Perkenalan itu, berlanjut saat Eni menggantikan posisi Idrus sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat pada 2016 lalu.
"Waktu saya kenal dengan Pak Idrus Marham, saya katakan, 'Ya, saya kenal dari sejak zaman KNPI sampai LPM, sampai Golkar, dan sebagainya. Saya menceritakan semua hal itu," kata Eni.
Dalam kasus ini, Idrus diduga dijanjikan uang 1,5 juta dollar Amerika Serikat terkait kasus dugaan suap pembangunan PLTU Riau-1.
Namun, ucap Eni, penyidik tak menanyakan sampai sejauh itu.
"Enggak, enggak. Kalau itu, enggak sampai ke sana," ucap Eni.
Namun, Eni mengakui aliran dana suap proyek PLTU Riau-1, sebagian dari Rp 2 miliar untuk pembiayaan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar pada 2017.