TRIBUNNEWS.COM - Sejak Turki mengalami krisis ekonomi pada akhir Agustus 2018, nilai mata uang negara-negara berkembang di seluruh dunia juga mengalami penurunan dan hengkangnya investor asing.
Tren melemahnya mata uang ini terjadi dari Afrika Selatan hingga Indonesia.
Bahkan Argentina, yang mulai stabil setelah krisis pada awal tahun, perekonomiannya kini berada pada mode darurat dengan meningkatnya suku bunga menjadi 60%.
Baca: Ruhut Sitompul: Masih Sangat Wajar Rupiah Merosot 10 Persen
Mata uang peso juga anjlok 45% pada 2018 dan anjlok lagi 24% pada bulan September.
Melihat kondisi ini, pertanyaan yang muncul di benak kita yakni: mengapa semua negara ini yang berbeda benua bisa dihadapkan pada situasi ekonomi yang sama?