TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih ingat Abdul Hamid (63) warga Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang selama 20 tahun harus menjalani hidup diatas tempat tidur akibat mengalami kelumpuhan, tanpa pernah dibawa berobat ke rumah sakit?
Berkat perhatian dan keuletan dua orang Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 1608-04/Woha Kodim 1608/Bima, Sersan Dua (Serda) Hasan (Babinsa Tonggorisa) dan Sersan Satu (Sertu) M. Faris (Babinsa Tente), akhirnya Abdul Hamid mau dibawa keluar dari rumahnya dan dievakuasi ke rumah sakit, pada Kamis (26/7/2018) lalu.
Kini, Sertu M. Faris, Babinsa Desa Tente, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Provinsi NTB ini kembali membantu warga, saat terjadinya musibah kebakaran di permukiman warga Desa Ngali, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Senin (3/9/2018) sore kemarin.
Kebakaran yang membuat panik warga ini terjadi di RT. 002 RW. 001, Dusun Radebari, Desa Ngali menghanguskan setidaknya enam unit rumah panggung milik warga.
Di tengah situasi kepanikan dan warga yang sibuk memadamkan api.
Hadirnya mobil pemadam kebakaran memicu masalah tersendiri.
Pasalnya, dari para korban yang rumahnya terbakar, beradu menarik selang dari mobil pemadam kebakaran (Damkar), agar bisa memadamkan rumahnya masing-masing.
Sertu M. Faris, mengatakan dirinya melihat ada asap mengepul disertai kobaran api di wilayah Kecamatan Belo.
Saat itu juga, telepon gengamnya berbunyi.
Seorang warga Ngali, memintanya supaya segera menghubungi Pemadam Kebakaran (Damkar) Bima.
Babinsa Tente ini langsung menghubungi rekannya Babinsa Ngali Serka Muhtar dan melaporkan kejadian tersebut kepada Danramil 1608-04/Woha, yang memerintahkan seluruh personel Pos Koramil (Posramil) Belo dan Koramil Woha terdekat agar merapat ke lokasi kebakaran dan membantu memadamkan Api.
Sekitar 10 menit kemudian, Faris datang ke Desa Ngali bersama 2 unit mobil Damkar BPBD Kabupaten.
Melihat warga sedang memadamkan api secara manual dengan alat seadanya, Bhabinkamtibmas Polri Desa Ngali Bripka Indrawansyah berusaha membuka Jalan serta menenangkan warga yang meminta didahulukan memadamkan api bahkan berujung dengan perkelahian.
Perebutan selang yang dilakukan para warga tentu akan menghambat padamnya api yang kian mejalar ke rumah warga yang lain.
Akhirnya, di tengah perseteruan selang tersebut, Babinsa Sertu M. Faris dan rekannya Serka Muhtar langsung mengendalikan kondisi dan mengambil alih mobil Damkar.
Sedangkan Bhabinkamtibmas Indrawansyah mengarahkan titik api dari bawah, sekaligus Faris membagi dua alur penyiraman, yaitu dari depan oleh Bhabinkamtibmas dan dari Tengah oleh Babinsa.
Pada Pukul 16.55 WITA personel dari Posramil Belo tiba di lokasi kebakaran dan langsung membantu pemadaman hingga tidak ada lagi kobaran api, dan meminta warga agar membantu menarik keluar benda-benda yang menghalangi alur selang penyemprotan dan menutupi api, seperti seng dan kayu
"Setiap mobil Damkar yang datang, warga selalu berebutan selang. Akhirnya, saya dan rekan-rekan TNI mengambil inisiatif untuk mengambil alih mobil Damkar dan menguasai selang pemadam untuk langsung melakukan tindakan pemadaman api," kata Faris.
Menurutnya, langkah mengambil alih pemadaman dengan menguasai mobil Damkar membuat keadaan proses pemadaman berlangsung tertib, di mana sebelumnya para warga berebutan selang karena ingin mendahulukan memadamkan rumahnya masing-masing.
"Api berhasil dipadamkan setelah warga yang memadamkan api secara manual ditambah dengan hadirnya tiga unit mobil damkar. Proses pemadaman langsung kami ambil alih sehingga prosesnya bisa berlangsung secara tertib, di mana sebelumnya para warga berebutan ingin memadamkan rumahnya masing-masing," kata dia.
Sementara itu, sambung dia, untuk sebab kebakaran di Ngali, sudah ada Tim Forensik dari pihak Polri yang turun ke lokasi. Ditunggu saja hasil pemeriksaannya nanti untuk mengetahui motif dan sebab kebakaran ini.
"Untuk penyebab kebakaran belum bisa diidentifikasi. Yang jelas, sudah ada Tim Forensik Polri yang memeriksa di TKP. Tinggal ditunggu saja hasil pemeriksaannya nanti," ujar Sertu M. Faris, Babinsa di Desa Tente, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima itu.
Akibat kejadian tersebut, 6 unit rumah panggung milik warga yang berprofesi sebagai petani tersebut luluh lantak rata dengan tanah (H. Majid/70, Dahlan joi/60, Arasid/70 thn, A.Yani/47, Usman Umar/30, H. Toyib/70 thn) dan 4 unit rumah petani lainnya juga rusak (Buyung/55, Burhan/35, Anas/35, M. Jafar/70).
Saat ini, Selasa (4/9/2018) pagi, personel Posramil Belo, bersama warga bergotongroyong membersihkan puing-puing rumah warga yang tertimpa musibah kebakaran tersebut, dipimpin langsung oleh Danramil 1608-04/Woha Kapten Kav Sukahar, tepatnya permukiman penduduk di Dusun Rade Bari, Desa Ngali.
"Kegiatan kami di lokasi sisa kebakaran kemarin meliputi pembersihan puing-puing bangunan baik kayu dan seng. Kami pun melakukan pengecekan arus listrik agar tidak terjadi korsleting listrik pasca insiden ini," ungkap Sukahar.
Personel TNI AD yang juga membantu warga mengumpulkan dan mencari barang-barang berharga yang mungkin selamat dari kebakaran juga menghimbau warga anggota tani, jika ada Alat Mesin Pertanian (Alsintan) yang rusak dan terbakar agar dilaporkan ke Koramil.
"Kegiatan pembersihan hanya berlangsung sampai dengan pukul 09.00 WITA dan kegiatan selesai dalam keadaan aman dan tertib," ucap Danramil Kapten Sukahar.