News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Biodata Anggota DPR Pemilik Sekolah yang Keluarkan 3 Murid Karena Ortu Beda Pilihan di Pilkada

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPR RI Dapil Jateng III dari Partai Demokrat yakni Harmusa Oktaviani. /Sumber : Youtube DPR RI

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Sejak pekan lalu ramai di media sosial pembicaraan mengenai tiga siswa diduga dikeluarkan dari sekolah karena orangtuanya beda pilihan calon bupati di Pilkada Kabupaten Rembang 2024.

Adapun sekolah yang diduga mengeluarkan tiga muridnya ialah TK Darul Fiqri di Desa Pamotan, Rembang, Jawa Tengah.

Belakangan terungkap ternyata sosok pemilik sekolah itu merupakan anggota DPR RI Dapil Jateng III dari Partai Demokrat yakni Harmusa Oktaviani.

Ketiga orang tua siswa TK menceritakan anaknya dikeluarkan dari sekolah gara-gara beda pilihan di Pilkada 2024 di Rembang, Jawa Tengah. (Tangkap layar kanal YouTube Tribun Jateng)

Harmusa adalah anak dari calon bupati yang kini sedang berlaga di Pilkada Rembang 2024.

Fakta ini diungkapkan oleh Kepala Desa Pamotan, A Masykur Ruhani.  

Aang, panggilan akrab kades mengatakan, pada Sabtu (23/11/2024) ia telah memanggil pihak yayasan untuk mengetahui gambaran kronologi kasus ini.

Dikatakan Aang, pihak yayasan TK memang meminta tolong kepada orang tua murid untuk mencoblos paslon nomor 2.

"Biar tidak simpang siur, sebetulnya dari yayasan waktu silaturahmi ke wali murid itu dari pihak guru dan yayasan minta tolong, karena punya gawe. Pak H kan nyalon," tuturnya dikutip dari Tribun Jateng.

Namun karena ketiga ortu tersebut menyatakan tidak bisa membantu maka mereka memilih untuk mengundurkan diri dari sekolah, dengan alasan beda pilihan politik.

Aang mengaku juga melakukan klarifikasi ke pihak yayasan untuk mengkonfirmasi terkait keluarnya tiga murid tersebut.

"Apa benar itu dikeluarkan, terus dia (yayasan) kan kita minta tolong karena bapak nyalon minta tolong dibantu, bahasanya gitu minta tolong," kata Aang sembari menirukan pihak yayasan.

Dia mengatakan dua orang yang keluar tergabung dalam partai pengusung dari kubu lawan politik.

"Awalnya satu orang, dan paginya tiga wali murid itu keluar. Yang keluar itu, dari partai pengusung sebelah, ini dikapitalisasi terus di masukin ke medsos akhirnya digoreng semacam ini," tuturnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini