News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

TGB Apresiasi Keputusan Jokowi Abadikan Nama Pahlawan NTB untuk Bandara

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bandara Internasional Lombok

TRIBUNNEWS.COM, MATARAM - Gubernur NTB TGH Zainul Majdi sangat menghargai penetapan nama pahlawan nasional untuk Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid oleh Presiden Joko Widodo melalui SK Menteri Perhubungan. Sementara prasasti yang ditandatangani oleh Presiden SBY pada 2011 masih akan tetap ada.

Baca: Kisah Siswa SD yang Jadi Bandar Narkoba dan Sempat Diburu Polisi di Makassar

Baca: Suaminya Dikabarkan Dekat dengan Lina, Istri Sah Bongkar Kecurigaan Sejak 2017: Pergi dari Rumah

"Kami masyarakat Lombok berterima kasih pada Pak Jokowi atas penetapan nama bandara yang mengabadikan nama pahlawan nasional satu-satunya dari NTB, yaitu Muhammad Zainuddin Abdul Madjid," tegas Zainul Majdi dalam keterangan resminya, Rabu (12/9/2018) kemarin.

Sebelumnya pada 5 September 2018,  pemerintah melalui Menhub Budi Karya menetapkan nama Bandara adalah Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, mengabadikan nama pahlawan nasional satu-satunya dari NTB yaitu Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Rencananya Presiden akan meresmikan penetapan nama Bandara ini dalam beberapa hari mendatang. Bisa saja ditandai dengan satu prasasti. 

Gubernur NTB menegaskan bahwa Bandara Internasional Lombok diresmikan beroperasinya oleh Presiden SBY pada 20 Oktober 2011 yang lalu.

"Pada saat itu, Pak SBY menandatangani prasasti peresmian Bandara. Namun tentu saja bukan berarti prasasti Pak SBY akan dicopot sebagaimana yang Pak SBY sampaikan. Pemerintah dan Masyarakat Lombok tidak pernah ada keinginan seperti itu."

Zainul menjelaskan peresmian operasional bandara adalah satu hal, penetapan nama bandara dengan nama pahlawan nasional adalah hal lain. Itu dua hal yang berbeda.

 "Saya sangat menyayangkan Pak SBY diberi kabar hoax mengenai rencana pencopotan prasasti, hingga mengeluarkan statemen yang keliru."

Gubernur NTB mengatakan tidak ada yang berniat menghilangkan jejak Presiden SBY.

"Jasa beliau dihargai, sehingga tidak perlu ada yang sensi. Saya pastikan Pak Jokowi bukan orang yang suka menafikan jasa pemimpin sebelumnya, bahkan beliau selalu mengapresiasi karya pendahulunya."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini