TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mengaku prihatin atas pencapaian program imunisasi Measles Rubella (MR) di 28 provinsi di luar Jawa masih rendah, yaitu di angka 48-50 persen dari target awal 95 persen.
Pendamping Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang itu menyayangkan masih banyak masyarakat yang belum imunisasi karena kehalalannya.
Padahal, MUI telah menerbitkan fatwa yang membolehkan vaksin MR dari India digunakan untuk imunisasi.
"Agama ini (Islam) enak. Kalau susah atau sempit jadi longgar. Ketika tak ada yang halal, yang tidak halal pun boleh. Karena itu kami sangat prihatin terhadap capaian imunisasi MR baru mencapai 48%," ucap Ma'ruf dalam forum Merdeka Barat 9 di Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Rabu (19/9/2018).
Baca: Masih Banyak yang Ragu, Maruf Amin Tegaskan Imunisasi MR Wajib
MUI, lanjutnya, membolehkan vaksin MR bahkan mewajibkan imunisasi demi mencegah penyakit dan menghindari bahaya yang mengancam.
Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan adalah pihak yang kompeten untuk menentukan kondisi darurat dan masyarakat perlu mempercayai informasi dari Kemenkes bahwa campak dan rubella membahayakan.
"Kalau tidak diatasi, bisa kena generasi muda kita. Bisa mengakibatkan kita menjadi bangsa yang lemah, cacat, dan tidak mampu berkompetisi, untuk bisa bertahan hidup saja kesulitan,” tandasnya.
Melihat kondisi tersebut, Maruf menjanjikan MUI akan turun tangan membantu Kemenkes menyukseskan imunisasi MR.
Ia juga akan meyakinkan beberapa MUI daerah, seperti Majelis Permusyawarahan Ulama Aceh, untuk melakukan hal yang serupa.
"Kita akan ajak diskusi kenapa mereka menolak. Kalau perlu kita kirim ke Aceh. Saya yakin tidak lama lagi akan selesai," kata Maruf.
"Kami MUI sudah keluarkan fatwa, jadi siap untuk sukseskan imunasi MR," pungkasnya.