TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman merespon data Bulog yang mengharuskan Indonesia tak perlu impor beras tahun depan.
Amran mengatakan data pangan termasuk beras mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Sudah saya katakan, data kita serahkan ke BPS apapun kita mengacu kepada BPS," ujar Amran di Gedung A Kementerian Pertanian, Jl Harsono RM 3, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (25/9/2018).
Dia pun heran selalu beras yang selalu dipertanyakan.
Baca: Ferdinand Hutahaean: Saya Lebih Mampu Urus Negara Dibanding Jokowi
Padahal, menurutnya masih banyak data pangan lainnya seperti bawang, ayam, telur, kambing, dan lainnya.
"Yang saya heran butuhnya data beras, coba data ayam, telur, kambing yang kita sudah eksport," kata Amran.
"Kalau data produksi meningkat, data itu diragukan, kalau kemiskinan meningkat data itu diaminkan. Mau dibawa kemana negri kita ini," tutup Amran.
Soal & Kunci Jawaban Buku Latihan Matematika Kelas 5 SD Halaman 41 Kurikulum Merdeka : Latihan Bab 3
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Meliuk dan Menerjang
Baca: Pengusaha Kue Ditemukan tewas Bersimbah Darah
Sebelumnya, Direktir Utama (Dirut) Bulog Budi Waseso (Buwas) sempat memberikan suara berbeda terkait impor beras.
Menurutnya, pemerintah lewat Kementerian Perdagangan tak perlu lagi mengimpor beras di paruh kedua tahun ini lantaran ketersediaan pasokan beras di gudang Bulog masih sekitar 2,4 juta ton.
Selain itu, Buwas juga menganggap impor beras tak perlu dilakukan lantaran Bulog tak memiliki tempat lagi untuk menampung pasokan beras dari impor.
"Perintah kemarin dari Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Perdagangan bahwa kami harus impor 1 juta ton, tapi kami mau taruh di mana beras itu? Kecuali Menteri Perdagangan menyiapkan gudang atau kantornya beliau mau dipakai jadi gudang beras, itu baru saya akan impor," ucap Buwas, Rabu (19/9/2018).(*)