TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PKS bidang Politik, Hukum dan HAM, Almuzammil Yusuf, bungkam soal mundurnya sejumlah kader dan pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKS Kecamatan Sukodono.
Ia sendiri menjadi salah satu narasumber dalam diskusi di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/9/2018).
Pria yang mengenakan kemeja batik lengan panjang warna biru itu terlihat berjalan sedikit cepat untuk meninggalkan lokasi.
Almuzammil awalnya bertanya di daerah mana para kader yang mengundurkan diri tersebut.
"Daerah mana itu?" tanya Almuzammil sambil tetap berjalan.
Usai dijelaskan ada sekira 8 pengurus DPC Kecamatan Sukodono yang mengundurkan diri, ia tak berbicara sepatah kata pun.
Baru kemudian setelah ditanya kembali, ia mengatakan Humas PKS yang akan menjawab persoalan ini.
"Ya yang sebenarnya akan menanggapi Humas ya, coba anda tanya Humas. Karena di DPP, kita serahkan ke Humas untuk menanggapinya," kata dia.
Setelahnya, anggota Komisi III DPR ini pun bergegas pergi dari lokasi seraya menuruni tangga.
Sebelumnya diberitakan, para pengurus, kader dan anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengundurkan diri.
Pengunduran diri itu tertuang dalam selembar surat yang ditandatangani oleh delapan orang pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKS Kecamatan Sukodono.
Satu di antara alasan pengunduran diri karena adanya labelisasi dan memata-matai terhadap kader tertentu yang terus berlangsung.
"Adanya labelisasi dan memata-matai terhadap kader tertentu sehingga mengakibatkan lemahnya soliditas dan ukhuwah antar kader, membuat hubungan kerja organisasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya," ungkap isi surat pengunduran diri tersebut bertanggal 26 September 2018.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Ahmad Mundzir yang menjabat Ketua DPC PKS Kecamatan Sukodono membenarkan perihal surat pengunduran dirinya beserta tujuh kader partai lainnya.
"Ya benar, per hari ini saya kirimkan surat pengunduran diri dari ketua DPC PKS Sukodono kepada ketua DPD PKS Kabupaten Sidoarjo," ujar Mundzir saat dikonfirmasi, Jumat (28/9/2018).
Mundzir pun mengungkapkan alasan lain di balik pengunduran diri dari struktural PKS.
Dia mengatakan menolak untuk berbaiat ulang dan janji setia kepada PKS yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
"Dengan adanya tanda tangan ulang di atas materai untuk janji setia kepada PKS yang sebelum-sebelumnya tidak pernah dilakukan," ujar Mundzir.
"Di PKS semua kader berdasarkan trustworthy (saling percaya) dan dengan adanya janji setia ini menimbulkan rasa ketidakpercayaan struktur kepada kadernya dan ini seperti melecehkan dan menyakiti para kader dan masyaikh yang telah berjuang dari awal untuk membangun PKS sampai menjadi seperti saat ini," tutup Mundzir.
Sebelumnya, kader dan pengurus PKS di daerah laim juga telah ada yang mengundurkan diri dari PKS.
Djoni Siswoyo, ketua DPC PKS Palmerah telah mengundurkan diri pada Rabu (19/9/2018).
Kemudian Muhaimin Tamim yang sebelumnya menjadi anggota DPD PKS Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat juga mengundurkan diri dari PKS.
Begitu juga dengan Mohammad Sabiqin yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Kaderisasi DPW PKS Jawa Barat mengundurkan diri dari partai yang berideologi Islam itu.