TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 61.867 jiwa mengungsi di 109 titik akibat gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9/2018).
Pengungsi masih membutuhkan bantuan materiil dan imateriil.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan belum semua kebutuhan dasar pengungsi terlayani, karena keterbatasan di lokasi terdampak bencana.
"Logistik terbatas, BBM terbatas. Kemudian hal lainnya, seperti tenda itu butuh banyak selimut, matras, makanan, minuman, pelayanan kesehatan, air bersih, sanitasi, trauma healing, dan lainnya," kata Sutopo saat jumpa pers Update Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami di Kota Palu dan Donggala di Gedung BNPB, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Baca: BNPB: 122 Warga Negara Asing Berhasil Dievakuasi ke Luar Palu dan Donggala
Dia menegaskan, memerlukan waktu untuk penanganan bencana, karena penyaluran logistik menuju ke daerah terdampak bencana, seperti di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong mengalami gangguan.
Meskipun begitu, distribusi bantuan tetap dilakukan. Dia menjelaskan, logistik disalurkan menggunakan pesawat Hercules dan jalur darat. Untuk bantuan jalur darat melibatkan TNI dan Polri.
"Ada beberapa kejadian ketika penyaluran bantuan logistik terutama di Pasang Kayu. Memang dihentikan, karena mereka mengalami bencana dan bantuan banyak yang belum masuk," kata dia.
Untuk pelibatan personel, dia menambahkan, sebanyak 6.399 tim Search and Rescue (SAR) gabungan dilibatkan. 3.169 TNI, 2.033 Polri, 1.086 dari Kementerian/Lembaga, dan 1.100 relawan.