TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan SAR Nasional (Basarnas) fokuskan kegiatan penyelamatan korban gempa Sulawesi Tengah pada daerah dengan kerusakan paling parah.
Kepala Biro Perencanaan Basarnas, Abdul Haris, mengatakan fokus penyelamatan akan ada di daerah Palu, Sigi, Balaroa, dan Donggala.
"Sekarang ini Basarnas fokus terlebih mencari korban di daerah terparah seperti Palu, Sigi, Balaroa dan Donggala serta daerah yang ditandai warna merah setelah gempa dan tsunami terjadi," ujar Abdul sembari menunjukkan daerah merah di layar dalam Forum Merdeka Barat 9 di kantor BNPB, Jakarta, Kamis (4/10/2018).
Baca: BMKG Tegaskan Telah Menyiarkan Peringatan Dini Tsunami Gempa Palu Selama 21 Menit
Menurutnya dalam Undang-Undang Kebencanaan, SAR berperan sebagai koordinator ketika terjadinya bencana.
"Karena itu Basarnas menunjuk kepada SAR Palu sebagai koordinator untuk menggalang kerja sama dengan berbagai unsur tadi," paparnya.
Sedangkan untuk misi pencarian korban dibantu koordinator lapangan serta bantuan darat, laut dan udara.
"Mengenai komando pengendalian, kami dari kantor pusat mengendalikan dan meng-update infonya hari perhari. Kami punya Basarnas Command Center yang berada di Kemayoran dan berkoordinasi dengan yang ada di lapangan," tambahnya.
Abdul menjelaskan kualifikasi personil Basarnas saat ini didorong untuk memiiliki sertifikasi internasional.
"Maka personil kami mempunyai kualifikasi untuk menerobos tempat-tempat sulit dan sempit. Hasil operasi SAR ini memang berhasil mendata angka korban sebanyak 1424 jiwa," jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, Basarnas telah mengarahkan 3 kapal ke Sulawesi Tengah yaitu KM Pacitan dari Kendari, dan dua kapal lagi yaitu KM SAR Laksmana dari Banjarmasin dan KM SAR Wisageni dari Banjarmasin.