TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga H+6, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 422 gempa susulan megungcang kawasan Sulawesi Tengah (Sulteng) pacsa gempa dan tsunami.
"Magnitudo susulan terbesar 6,3 skala richter, terkecil 2,9 skala richter. Gempa di rasakan terakhir itu 4,7 skala richter, dan gempa terkecil 3,7 skala richter," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Kantor BPBD, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).
Jika dilihat berdasaran karakteristik dan jumlah gempa susulan tersebut, Daryano menyebut kondisi tersebut jauh lebih baik ketimbang gempa susulan yang terjadi di Lombok NTB beberapa bulan silam.
"Ciri-cirinya lebih baik daripada yang terjadi di lombok. Tidak hiperaktif, tidak mengalami percepatan aktivitas yang begitu cepat. Kemudian kecepatannya lebih percepatan aktivitas penambangan yaitu lebih lambat daripada di Lombok," katanya.
Baca: BMKG Tegaskan Telah Menyiarkan Peringatan Dini Tsunami Gempa Palu Selama 21 Menit
Sepanjang jalur sesar dari Donggala ke utara sampai Teluk Paluk sampai Palu, Daryono mencatat telah terjadi penyebaran cluster dari utara ke selatan.
"Secara umum menurun aktivitasnya meskipun gempa aktif, tapi tidak hiperaktif seperti di Lombok," ujar Dayono.