Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Kualitas kepemimpinan antara capres nomor urut 01, Joko Widodo dan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto bisa ditelisik dari menyikapi kasus kebohongan aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet.
Demikian dinyatakan oleh Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman. Ia berujar, Jokowi semakin memperlihatkan kualitas pribadi sebagai pemimpin. Dalam kasus Ratna, ucap Andy, Jokowi lebih memilih tidak berkomentar dan fokus mengemban tugas.
"Jokowi memilih tidak berkomentar dan fokus pada upaya membantu Palu yang sedang ditimpa bencana," ujar Andy saat dikonfirmasi wartawan, Senin (8/10/2018).
Baca: Nagita Slavina Marah Lipstiknya Dipakai Menggambar, Cara Cerdas Rafathar Minta Maaf Banjir Pujian
Andy membandingkan dengan sikap Prabowo. Menurutnya, pada masa Indonesia tengah berkabung akibat gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, kubu Prabowo mencoba mempolitisir kasus Ratna Sarumpaet yang belakangan terbukti berbohong.
"Dari peristiwa ini kita bisa mengukur kualitas kepemimpinan kedua kandidat. Jokowi yang semakin matang dan etis, sebaliknya Prabowo yang mengabaikan etika dan grasa-grusu," tutur Andy.
Baca: Persib Bandung Sangat Pincang, Magis Mario Diuji Tanpa 10 Pilar dan Posisi Klasemen
Andy mencatat, setidaknya sudah tiga kali Prabowo menggunakan data palsu sebagai landasan bersikap. Pertama, ketika menyatakan dirinya menang Pilpres 2014 berdasar hasil survei internal, kedua ketika ia menyatakan Indonesia akan bubar 2030 berdasar novel "Ghost Fleet".
"Terakhir adalah kasus Ratna Sarumpaet yang ia sebut sebagai pelanggaran HAM berat," ucap Andy.