News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Sulteng

Korban Gempa dan Tsunami Palu Pertanyakan Bantuan Pangan, Ngaku Baru Sekali Dapat Sembako

Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Personil militer Indonesia dan Jepang membongkar bantuan dari sebuah pesawat kargo Angkatan Udara Bela Diri Jepang di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, di Palu, Sulawesi Tengah, pada Sabtu, 6 Oktober 2018.

TRIBUNNEWS.COM - Korban bencana gempa dan tsunami di Palu pertanyakan distribusi bantuan.

Warga korban gempa dan tsunami yang masih tinggal di pengungsian di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mempertanyakan distribusi bantuan pangan.

Mereka mengaku sudah berhari-hari tinggal di pengungsian dan belum mendapat pasokan bahan makanan.

"Tadi saya (sudah) lapor dan antre di Polsek tapi disuruh tunggu. Katanya mereka akan kirim pesan singkat.

Baca: IDI: 80 Persen Korban Gempa dan Tsunami Palu-Donggala Mengalami Patah Tulang

Padahal saya tidak punya ponsel," kata Subaini, salah satu pengungsi di jalan Kemiri, Kota Palu, Minggu (7/10/2018).

Sebanyak 19 jiwa menempati bangunan darurat bekas tempat jualan di depan Museum Negeri Sulawesi Tengah.

Mereka berasal dari Kelurahan Balaroa yang ambles pasca-gempa bermagnitudo 7,4 yang mengguncang Palu dan sekitarnya pada 28 September lalu.

Mereka masih bertahan di sini hanya mengandalkan bantuan keluarga.

"Belum pernah ada pendataan dari pemerintah. Kami bingung mau minta bantuan makanan di mana?" kata Subaini.

Pengungsi dari Balaroa lainnya di tempat ini, sehari sebelumnya, juga mengaku belum mendapat bantuan makanan.

"Kami hanya sekali mendapat paket sembako saat Presiden Jokowi datang, isinya ada beras dan minyak goreng. Setelah itu tidak lagi," kata Rahman (42), warga Balaroa, Sabtu (6/10/2018).

Mereka mengaku keluar dari Balaroa karena sudah tidak punya rumah lagi.

Rahman pun berharap, pemerintah dapat memberikan bahan makanan, termasuk makanan anak dan bayi. "Kami bisa hidup karena dibantu saudara yang datang menjenguk," ujar Rahman.

Di pengungsian ini terdapat 19 orang, termasuk anak-anak dan bayi.

Di antara pengungsi tersebut terdapat 2 perempuan yang terluka, salah satunya mendapat 14 jahitan akibat tertindih beton yang terdapat besinya.

Mereka masih bertahan di tempat ini karena berharap keluarganya masih bisa ditemukan lagi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Kami Hanya Sekali Dapat Sembako Saat Jokowi Datang, Setelah Itu Tak Ada Lagi...""

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini