TRIBUNNEWS.COM, SIGI - Kasi Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Sigi, Yahya mengaku bingung saat diminta untuk masuk kantor usai bencana Gempa dan Tsunami Palu-Donggala.
Bukan karena masalah pekerjaan yang akan dilakukan hari ini, tetapi kebingungan karena rumah dan barang-barang untuk bekerja tidak ada.
"Iya bingung. Ini seragam hanya ini saja. Rumah saya hancur dan jalanan masih terputus dari pengungsian saya ke sini. Tapi tetap disuruh ke kantor. Belum ada pendampingan apa-apa," jelasnya di Kantornya, Sigi, Selasa (9/10/2018).
Baca: Doa Bagi Korban Gempa Awali Pertemuan di IMF-WB 2018
Yahya mengatakan untuk pekerjaannya hari ini, dia bersama dengan belasan ASN yang sudah masuk, hanya akan mendata siapa saja pegawai negeri yang selamat dan tidak.
Sejauh ini, baru 11 orang yang masuk untuk melakukan pendataan dari 40 pegawai negeri yang bekerja di Kementerian Agama Kabupaten Sigi tersebut.
Selain itu, Yahya juga bertugas untuk mendata seluruh bangunan Madrasah dan guru serta murid-murid di kabupaten tersebut.
"Hampir seluruh bangunan Madrasah di Sigi ini rusak. Jadi, harus ada bantuan tenda sementara dulu kalau harus tetap ada kegiatan," tukasnya.