TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengimbau Koordinator Juru Bicara Badan Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, untuk berpikiran positif.
Hal ini merujuk pada pernyataan Dahnil yang mempertanyakan adanya petugas kepolisian yang mendatangi kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah belakangan ini.
Baca: Link Live Streaming Denmark Open 2018 - Ada 10 Wakil Indonesia
Baca: Pabrik Pengolahan Timah di Sawangan Depok Hangus Terbakar
Hendri mengatakan Dahnil lebih baik untuk diam dan berpikiran positif bahwa kepolisian mungkin hanya menjalankan tugasnya
"Saya rasa Dahnil harus bergeming ya. Kita harus mengambil pikiran positif kepada kepolisian mungkin saja memang sedang menjalankan tugas untuk melakukan pengayoman dan pengamanan," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (17/10/2018).
Selain itu, bagi tim Prabowo-Sandiaga diminta Hendri untuk fokus melanjutkan perjuangan di kampanye agar tujuan mereka tercapai.
Founder lembaga survei KedaiKOPI ini menilai tak perlu kubu Prabowo-Sandiaga berpikir ke hal-hal lainnya. Sebab, ia sendiri meyakini pemerintahan Jokowi berusaha menyuguhkan pemilu adil di Pilpres 2019 nanti.
"Jadi menurut saya tetap berpikir positif dan untuk tim Prabowo-Sandiaga lanjutkan saja perjuangan anda di kampanye ini sehingga tujuannya bisa tercapai," kata dia.
"Karena saya juga yakin pemerintahan Jokowi akan berusaha keras menyelenggarakan sebuah pemilu yang adil," tukas Hendri.
Sebelumnya diberitakan, Koordinator Juru Bicara Badan Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan belakangan banyak kabar dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah bahwa kantor mereka kerap didatangi petugas kepolisian.
Dahnil menduga bahwa kedatangan petugas kepolisian tersebut ada kaitannya dengan dirinya yang menjadi bagian dari timses Prabowo-Sandi.
"Saya tegaskan posisi saya di sini tidak terkait Pemuda Muhammadiyah, karena saya ingin secara institusional Pemuda Muhammadiyah dan Muhammadiyah itu sendiri tetap netral, tidak dipolitisasi," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (16/10/2018).
Dahnil pun mempertanyakan soal kedatangan petugas kepolisian ke kantor-kantor Pemuda Muhammadiyah daerah tersebut.
"Bahkan ada pertanyaan petugas soal Muktamar Muhammadiyah kapan dilaksanakan, siapa calon ketua umumnya, karena ini kan sebentar lagi November ada Muktamar Muhammdiyah," tambahnya.
Namun, pertanyaan-pertanyaan soal Muktamar hingga calon Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah tersebut, menurut Dahnil, tidak ada urusannya dengan kepolisian.
"Bahkan, ada yang mendorong dari polisi, idealnya Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah itu si A misalnya, ini kabar dari mereka langsung loh," kata Dahnil.
Hal tersebut yang menurut Dahnil seperti kembali ke zaman represif Orde Baru.
"Ingat, Pemuda Muhammadiyah itu organisasi yang berdiri dan lahir sebelum republik ini hadir, jadi jangan sekali-kali mengintervensi secara politik, apalagi ini dilakukan oleh pihak kepolisian," pungkas Dahnil.