TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai wacana kaca film untuk melapisi kaca Gedung Nusantara I, Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta yang menghadap lapangan tembak Perbakin seharusnya ditolak atau ditiadakan.
Itu karena menurut catatannya anggaran keamanan untuk Gedung DPR RI sudah mengalami kenaikan yang sangat tajam sejak tahun 2015 sampai 2017.
Menurut catatannya, anggaran keamanan gedung DPR RI untuk sumber daya keamanan atau Pengamanan Dalam (Pamdal) pada 2015 mencapai Rp 18,1 miliar.
Sedangkan untuk 2016 angkanya mencapai Rp 34,8 miliar dan untuk 2017 mencapai Rp 42,3 miliar.
"Pengadaan tenaga keamanan saja sudah sebesar Rp 42,3 miliar itu tahun 2017, dan tahun 2016 sebesar Rp 34,8 miliar. Tahun 2015 baru sebesar Rp 18,1 miliar. Per tahun kenaikan sangat tajam," kata Uchok saat dihubungi, Jumat (19/10/2018).
Selain itu menurutnya, penembakan yang terjadi di lima ruang anggota DPR yang mulai terungkap pada Senin (15/10/2018) lalu, bukan merupakan kesengajaan.
"Karena penembakan kemarin bukan target. Tapi ini kan hanya sekadar nyasar dan lapangan tembak juga mau dipindahkan," kata Uchok.
Ia menilai, biaya yang dikeluarkan untuk pemindahan lapangan tembak akan lebih murah ketimbang melapisi seluruh jendela Gedung Nusantara I yang menghadap lapangan tembak Perbakim dengan kaca film anti peluru.
Baca: Kaca Anti Peluru Buatan Anak Bangsa Dibanderol Rp 30 Juta Per Meter Persegi
Menurutnya, pemasangan pelapis kaca film anti peluru atau kaca anti peluru hanya akan menjadi pemborosan untuk hal yang tidak dibutuhkan.
"Itu lebih murah pemindahan daripada beli pelapis anti peluru itu kan anggarannya hanya pemborosan dan menghabis-habiskan anggaran yang sebetulnya nggak dibutuhkan," ujarnya.
Menurutnya, untuk keamanan DPR hanya diperlukan Pamdal. Dan itu pun sudah terbilang besar sekali.
Dengan anggaran sebesar itu, maka tidak diperlukan lagi fasilitas kaca antipeluru.
Ia pun terkejut ketika diberitahu harga kaca film anti peluru di pasaran sekira Rp 1 sampai Rp 2 juta per meter persegi dan harga kaca anti peluru bisa mencapai Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per meter persegi.
"Waduh habis makan berapa itu?" tanya Uchok.