News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kinerja Jokowi

4 Tahun Jokowi-JK, Drajad Wibowo: Pemerintah Lemah Ciptakan Lapangan Kerja

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

EVALUASI KINERJA 100 HARI PEMERINTAH - Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/2). Salah satu agenda yang dibahas pada pertemuan tersebut yakni evaluasi kinerja 100 hari pemerintah. (Warta Kota/henry lopulalan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Empat tahun sudah Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla memimpin Indonesia. Lalu apa yang sudah dicapai keduanya?

Ekonom sekaligus anggota Dewan Kehormatan PAN Drajad H Wibowo mengatakan kemampuan perekonomian saat ini masih lemah dalam menciptakan lapangan kerja.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia kita tahu masih stagnan pada level sekitar 5%. Tapi bukan hanya itu yang perlu diperbaiki pemerintah," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (21/10).

Drajad pun mencatat penduduk yang bekerja mencapai angka tertinggi tahun 2012, yaitu 3,55 juta." Lalu tahun 2008 (3,54 juta) dan 2007 (3,44 juta). Pada tahun 2014-2016, angkanya turun ke sekitar 1,4-2 juta pekerja baru.

"Pada tahun 2017, angkanya naik tajam ke 3,25 juta. Namun angka ini mengundang pertanyaan," katanya.

Sebab, dilihat secara sektoral, tambahan terbesar lagi-lagi diperoleh dari sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan yang jumlahnya 1,09 juta pekerja baru.

"Sektor ini meliputi pekerjaan seperti, maaf, pembantu rumah tangga, tukang cukur, kaki lima dan yang agak formal seperti pekerja sosial. Ini jelas bukan sektor yang seharusnya menjadi penopang penciptaan kerja," tambah dia.

Sementara, sektor perdagangan (termasuk rumah makan dan perhotelan) dan sektor industri tercatat menciptakan pekerjaan tambahan di atas 1 juta.

Yaitu masing-masing 1,05 juta dan 1,03 juta. Namun, sektor ritel anjlok dan industri manufaktur padat karya banyak yang kesulitan.

Padahal mereka banyak menciptakan lapangan kerja. Jadi menurutnya, agak aneh kalau kedua sektor ini mencatat tambahan pekerjaan yang besar. Kedua, dilihat dari variabel rasio penciptaan kerja.

Data menunjukkan, tahun 2015-2016 perekonomian hanya menciptakan sekitar 290-340 ribu per 1% pertumbuhan.

Padahal jika situasi normal, angkanya seharusnya bisa pada level 500 ribu per 1% pertumbuhan ekonomi.

Artinya, ekonomi Indonesia bukan hanya stagnan pertumbuhannya, tapi kemampuan penciptaan kerjanya juga di bawah normal.

"Padahal kalau kita hendak mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan, kuncinya ya kita harus mampu menciptakan pekerjaan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini perlu diperbaiki segera," katanya.

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Drajad Wibowo: Pemerintah Jokowi-JK lemah ciptakan lapangan kerja

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini