News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Evaluasi Metode Perhitungan, BPS Prediksi Produksi Beras Sampai Akhir 2018 Capai 32,42 Juta Ton

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi Pers usai rapat penyempurnakan metode perhitungan produksi beras, di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/10/2018)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan prediksi produksi beras 2018 ke Wakil Presiden. Tercatat, 32,42 juta ton beras akan dihasilkan hingga Desember 2018.

Ia menerangkan, prediksi capaian tersebut dihasilkan dari penyempurnaan metode perhitungan produksi beras yang dilakukan 3 tahun belakangan ini.

Baca: Pemerintah Evaluasi Metode Perhitungan Beras yang Tak Tepat Sejak 1997

"Berdasarkan perhitungan potensi produksi sampai Desember 2018, maka diperkirakan total produksi Gabah Kering Giling (GKG) tahun 2018 sebesar 56,54 Juta Ton atau setara dengan 32,42 Juta Ton beras," ujar Kepala BPS Suhariyanto, di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/10/2018).

Ia juga menuturkan konsumsi beras baik secara Iangsung di tingkat rumah tangga maupun konsumsi tidak langsung yang teIah dimutakhirkan menurut BPS, untuk tahun 2017 adalah 111,58 Kg/Kapita/Tahun atau 29,57 Juta Ton/Tahun.

"Dengan demikian, bila diasumsikan konsumsi beras yang telah disesuaikan untuk tahun 2018 sama dengan tahun 2017, maka selama tahun 2018 terjadi surplus beras sebesar 2,85 Juta Ton," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut sejak tahun 1997 terdapat ketidaksesuaian angka produksi beras antara angka di lapangan dengan angka yang dimiliki pemerintah.

Pemerintah menugaskan sejumlah instansi dan kementerian untuk memperbaiki metode perhitungan produksi beras menjadi terkini dan transparan.

Pertama, perhitungan luas lahan baku sawah nasional dilakukan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, yang dibantu oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), dan LAPAN.

Baca: Tak Ada TV di Ruang Keluarganya, Inilah Penampakan Rumah Jokowi di Solo yang Asri dan Terkesan Antik

Kedua, untuk perhituntan luas panen dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Pengkajiab dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Kita menggunakan sebuah metode yang namanya kerangka sampel area (KSA) yang merupakan inovasi yang dilakukan BPPT dan sudah mendapat penghargaan dari LIPI," tutur Suhariyanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini