Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan masyarakat telah melihat bukti-bukti nyata kinerja pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Secara realistis yang kemudian diukur adalah kinerja pemerintahan saat ini dinilai sudah berjalan sesuai dengan ekspektasi rakyat," ujar dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran, Bandung, Idil Akbar kepada Tribunnews.com, Rabu (24/10/2018).
Baca: Tanggapi Survei Litbang Kompas, Jubir TKN Jokowi-Maruf: Target Kami 70 Persen
Berdasarkan hasil survei terbaru Litbang Kompas yang digelar pada 24 September-5 Oktober 2018, elektabilitas pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin mencapai 52,6 persen dalam Pilpres 2019.
Sementara, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno mendapat 32,7 persen.
Artinya, elektablitas kedua pasangan itu terpaut 20 persen.
Melalui hasil survei Litbang Kompas, juga dapat dilihat faktor harapan masyarakat Indonesia masih cukup besar ditujukan kepada pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin.
"Dan berdasarkan hasil survei tersebut, tampak harapan agar kepemimpinan saat ini terus bisa dilanjutkan untuk 5 tahun mendatang," jelasnya.
Selain itu, imbuhnya, hasil survei ini juga menunjukkan isu-isu negatif yang disampaikan dalam usaha mendegradasi pasangan petahana ini relatif tidak berkembang.
"Angka 50-an persen menunjukkan konsistensi elektabilitas yang diperoleh. Dan ini juga menunjukkan bahwa tingkat akseptabilitas masyarakat terhadap pasangan ini semakin baik," paparnya.
Namun, dia berpesan, bukan berarti angka ini sudah tidak akan berubah.
karena masih berdasarkan hasil survei litbang kompas, swing voters terhadap kedua calon masih cukup tinggi. Paling tidak terdapat 46,8 persen yang masih memungkinkan berubah.
Dia menjelaskan, sejatinya bagi pemilih mengambang kemungkinan masih berubah karena dua hal.
Pertama, keyakinan secara rasional bahwa calon yang dipilih nantinya adalah calon yang tepat, atau yg kedua lebih karena skeptisme terhadap calon.
"Masih tingginya angka swing voters saya kira secara logis menunjukkan dinamika elektabilitas masih terus berkembang," jelasnya.
Ini berarti, kata dia, waktu selama enam bulan ke depan menjadi waktu penentu untuk meyakinkan pemilih Indonesia dengan program-program yang dinamis, sustanaible dan realistis.
Ia pun memberikan sejumah catatan untuk menunjukkan progresifitas elektabilitas enam bulan ke depan.
Pertama, menyusun dan menyampaikan program yang realistis dan menyentuh persoalan mendasar masyarakat.
"Kebutuhan dasar seperti lapangan kerja dan kebutuhan pokok masih menjadi tuntutan utama. Saya kira rakyat akan melihat pembuktian dan solusi mengatasi masalah tersebut," ucapnya.
Kedua, soal membangun tradisi kepemimpinan yang berkelanjutan, terutama dalam pemenuhan harapan masyarakat.
Entitas ini menurut dia, berlaku secara luas, sebab yang terpenting bagi rakyat adalah apakah rakyat masih bisa menaruh harapan besar terhadap para pemimpinnya.
Ketiga adalah soal track record. Dalam konteks pemerintahan dia menjelaskan, rakyat akan melihat apa saja yang sudah dilakukan dan bukti2-bukti empiris lain didalam melaksanakan tugas kepemimpinan.
"Bagaimanapun setiap bukti yang ditunjukkan akan semakin mendorong kepercayaan rakyat secara luas," jelasnya.
Hasil survei terbaru Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mencapai 52,6 persen dalam Pilpres 2019.
Sementara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno mendapat 32,7 persen.
Hal itu berdasarkan hasil survei terbaru Litbang Kompas yang digelar pada 24 September-5 Oktober 2018.
Seperti dikutip dari harian Kompas, mereka yang belum menentukan pilihan atau merahasiakan pilihannya sebesar 14,7 persen.
"Seandainya 14,7 persen responden ini merapat kepada Prabowo-Sandi, dalam hitungan sederhana, peluang Jokowi- Ma’ruf masih sedikit lebih lebar," kata Bambang Setiawan dari Litbang Kompas.
Namun, dengan memperhitungkan aspek margin of error (MOE), kata Bambang, peluang ini bisa jadi masih di titik kritis.
Pasalnya, dengan MOE sebesar 2,8 persen, rentang perolehan Jokowi-Ma’ruf saat ini berada di kisaran 49,8-55,4 persen.
Terlebih ada pemilih yang berpotensi menggeser arah dukungannya.
Ada 30,7 persen pemilih Jokowi-Ma’ruf yang masih berpeluang mengubah dukungannya hingga pemilu nanti.
Baca: Tanggapi Survei Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet, Prabowo Sebut Tergantung Siapa yang Mendanai
"Sementara kemungkinan serupa pada pasangan Prabowo-Sandi sebesar 34,2 persen," kata Bambang.
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi. Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,8 persen.