Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengajak mahasiswa untuk membaca biografi masing-masing anggota Panitia Sembilan.
Dari biografi itu kita bisa belajar tentang kepemimpinan yang kreatif, inovatif, berani berdialog dan berdebat untuk mencari solusi bersama.
"Kepemimpinan yang hebat dalam konteks Indonesia adalah kepemimpinan yang contoh-contohnya ada pada tokoh yang terhimpun dalam Panitia Sembilan," kata Hidayat Nur Wahid saat berbicara di depan peserta Indonesia Creative Leadership Camp II 2018, Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang, Selasa (23/10/2018).
Panitia Sembilan adalah panitia yang dibentuk oleh BPUPKI dengan beranggotakan sembilan orang yang memiliki bertugas merumuskan dasar negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Panitia Sembilan dibentuk pada 1 Juni 1945.
Adapun anggota Panitia Sembilan adalah Ir. Soekarno (ketua), Drs. Mohammad Hatta, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. Mohammad Yamin, KH. Wahid Hasjim, Abdoel Kahar Moezakir, Abikoesno Tjokrosoejoso, H. Agus Salim, Mr. Alexander Andries Maramis.
Menurut Hidayat, dilihat dari latar belakang Panitia Sembilan, mereka sangat layak menjadi pemimpin. Mereka dari kalangan terpelajar, intelektual, beragam keahlian (ahli ekonomi, ahli teknik , ahli hukum, ahli agama), beragam daerah asal, berbeda agama.
"Mereka menjadikan intelektualnya, pengalaman organisasinya, dan kepemimpinannya untuk mencari solusi dan konklusi bagi Indonesia," katanya.
Berbicara tentang kepemimpinan dan leadership yang memiliki kreativitas dan inovasi, lanjut Hidayat, adalah berbicara tentang kepemimpinan yang mempunyai keinginan dan kemauan untuk mencari solusi.
Bagi Hidayat, pemimpin hebat adalah pemimpin yang berani mendengar, berdialog dan berdebat, untuk mencari solusi bersama.
"Karena itu, jika kita ingin menghadirkan kepemimpinan dalam konteks Indonesia yang kreatif dan inovatif maka para mahasiswa perlu membaca biografi sembilan tokoh Panitia Sembilan," ujar politisi PKS ini.
Dengan membaca biografi itu, tambah Hidayat, maka kita akan mendapatkan betapa menjadi pemimpin itu membawa pencerahan yang tidak pernah berhenti.
"Sejarah adalah pengulangan. Jika sikap kepemimpinan dari sembilan tokoh itu kita ulangi maka beragam solusi akan hadir terus menerus. Ini akan memperkokoh dan memperkuat Indonesia. Para pemuda, kaum terpelajar, mahasiswa, penting untuk mengembalikan spirit sejarah berkeunggulan. Selain itu, sangat penting untuk mempelajari dan mengkaji biografi sembilan tokoh yang berhimpun dalam Panitia Sembilan," ucapnya.
Dari kepemimpinan sembilan tokoh itu, sebut Hidayat, maka tergambar pula kepemimpinan yang berjiwa Pancasila sebagai sesuatu yang hidup.
"Ketika kepemimpinan berjiwa Pancasila itu muncul maka bisa menghadirkan solusi bagi bangsa. Mereka bersama-sama menghasilkan cita-cita Indonesia merdeka," ujarnya.(*)