TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Arsul Sani menilai pidato Jokowi soal politikus sontoloyo tidak menuduh siapa-siapa.
Dia mengatakan pidato tersebut hanya untuk meminta introspeksi diri.
"Saya kira pertama pidato pak Jokowi itu bagi saya tidak dia sedang menuduh siapa siapa. Dia sedang meminta untuk semua pihak introspeksi dengan situasi yang ada sekarang," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
"Kita lihat di media sosial di mana apa situasi yang kalau kita lihatnya di Twitter, kemudian ada di Facebook, itu sedikit itu berkembang postingan-postingan sahut menyaut. Hal-hal yang kalau pun bukan hoaks tapi jelas ujaran kebencian, kalau pun bukan hoaks ada missleading information, selintiran fakta. Nah itu yang bisa dilakukan oleh siap saja," imbuhnya.
Baca: Alasan Jokowi Keluarkan Kalimat Politikus Sontoloyo
Sekjen PPP itu mengatakan Jokowi menginginkan kampanye dengan adu gagasan, ide dan rekam jejak.
"Nah Pak Jokowi ingin menginginkan kan apa yang bolak balik tekankan itu adalah bahwa mari berkampanye dengan adu gagasan, adu ide, menunjukkan rekam jejak. Sebetulnya itu yang ingin dituju tetapi karena itu sampai sekarang itu belum kelihatan, itulah yang kemudian ada situasi politik kebodohan itu, politik sontoloyo," tegasnya.
Baca: Satu Keluarga Tewas, Polisi Temukan Surat Wasiat: Aku Sudah Sangat Lelah, Maafkan Aku
Seperti dilansir Kompas.com, Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan jangan mudah terperdaya dengan ucapan para politisi.
Sebab, banyak politisi yang memang sengaja memperdaya masyarakat untuk kepentingan politik sesaat.
"Hati-hati, banyak politikus yang baik-baik, tapi juga banyak politikus yang sontoloyo!" kata Jokowi saat menghadiri pembagian 5000 sertifikat tanah di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2018).