Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran pemuda untuk Indonesia sangat signifikan. Terbukti, para pemuda melahirkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1908 silam.
Namun, berbanding terbalik dengan saat ini di mana peran pemuda dinilai misleading atau sesat dari pedoman Indonesia yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Baca: 4 Fakta Sumpah Pemuda, Kongres yang Dilarang Mengucapkan Kata Merdeka
Saat ini banyak pemuda hanya mengedepankan poin kebhinnekaan saja. Tidak menyeluruh dalam Bhinneka Tunggal Ika. Hal itu justru sangat berbahaya.
Demikian disampaikan pengamat politik, Yudi Latief, dalam diskusi Perkumpulan Alumni Organisasi Pelajar, Pemuda, Mahasiswa Islam (PAPMI) memperingati 90 tahun Sumpah Pemuda dengan tema 'Peran Pemuda Islam dalam Membangun Berkelanjutan dan Berkeadilan' di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018).
"Jadi saya lihat sekarang ini missleading-nya banyak wacana-wacana kita yang terlalu menekankan kepada kebhinnekaan padahal menekankan terlalu banyak kebhinnekaan tanpa ketunggalan bukan mengurangi rasisme malah menambah rasisme," kata Yudi.
Demi menjaga asa Sumpah Pemuda agar tetap satu, Yudi berpesan agar peran pemuda selalu mencari persamaan di tengah perbedaan untuk satu tujuan.
Baca: Erick Thohir Puji Kegesitan Khofifah Menangkan Jokowi-KH Maruf
"Para pemuda saat ini. Mari kita mencari similaritas tadi persamaan tumpah darah, persamaan bangsa Indonesia, persamaan bahasa yang satu bahasa Indonesia. Agar tetap ada semangat pemudanya," pesannya.
Yudi yakin, pemuda Indonesia akan jauh lebih baik dari sebelumnya di tengah perbedaan dan situasi saat ini.