News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Lion Air Jatuh

Sebelum Berangkat, Haris Budianto Sempat Perlihatkan Boarding Pass ke Anak

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas saat mencari korban dan serpihan pesawat Lion Air JT 610 di kawasan laut Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018). Petugas Basarnas dibantu TNI dan Polri melakukan pencarian hingga malam hari. Tribunnews/Jeprima

Ungkapan Hati Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 160

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Insiden jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.

Basarnas telah memastikan, pesawat dengan rute Jakarta - Pangkalpinang, yang mengangkut 189 orang berserta kru itu jatuh di perairan Karawang pada Senin pagi (29/10/2018).

Salah satu korban dalam pesawat nahas itu adalah Haris Budianto, pegawai Bidang Pengawasan APD di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bangka Belitung. Hesti Luh, istri dari Haris, tak kuasa membendung tangisnya, Selasa (30/10/2018).

Hesti ingat, sebelum berangkat, suaminya menunjukkan boarding pass kepada buah hatinya. Kedua anaknya itu perempuan berusia 5 tahun dan satu anak laki-lakinya berusia 4 tahun.

“Pas mau berangkat dilihatkan boarding pass ke anak yang paling kecil, supaya tahu, ini kan lumayan lama bapak berangkatnya,” ungkap Hesti Luh, kepada Tribunnews.com.

Hesti menuturkan, suaminya pulang ke Jakarta setiap dua pekan sekali, kepulangannya pekan lalu ke Jakarta, kebetulan adalah jadwalnya menemui keluarganya yang tinggal di Perumahan Emerald Teracce, Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Baca: Seluruh Puing Pesawat Lion Air JT610 di Permukaan Air Berhasil Diangkut

Haris memang telah bertugas di BPKP Bangka Belitung sejak 14 Maret 2016.

Hesti pun mengakui, ada firasat sebelum suaminya berangkat pagi itu ke Bandara Soekarno Hatta. Pintu portal di Perumahan Emerald Teracce yang ditinggalinya itu, biasanya belum dibuka pada pukul 03.00 dinihari.

“Tapi pagi itu sudah dibuka,” imbuhnya.

Ia pun mengingat, pada malamnya sebelum berangkat, Haris sempat menonton pertandingan sepakbola Indonesia versus Jepang pada piala AFC bersama keluarga di rumahnya.

Saat itu, Haris sempat membagi-bagikan potongan pizza untuk anak-anaknya, juga untuk Hesti.

“Anak saya diambilkan potongan Pizza satu-satu, juga untuk saya, saat malamnya nonton bola Indonesia lawan Jepang, karena di sana tidak ada Pizza Hut Mi,” tutur Hesti menirukan ucapan Haris.

Hesti tidak menyangka, suaminya ada di kejadian nahas itu. Dengan suara terbata-bata, ia hanya berharap, pemerintah dan pihak maskapai mempercepat proses evakuasi suaminya.

Hal ini, menurutnya juga sama dialami oleh keluarga korban lainnya. “Saya berharap proses evakuasinya lebh cepat lagi, saya sudah kedua kalinya ke crisis center, tidak ada informasi apa-apa,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini