TRIBUNNEWS.COM - Israel telah menutup wilayah udaranya di utara karena masalah keamanan, Sabtu (21/9/2024).
Menurut Perusahaan Penyiaran Publik Israel, wilayah udara di wilayah itu yang ditutup dari Kota Hadera hingga perbatasan Lebanon.
Penutupan dilakukan selama 24 jam mengingat adanya ketegangan, termasuk adanya tembakkan rudal dari Hizbullah ke Israel.
Langkah ini dilakukan di tengah permusuhan yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah di Lebanon selatan.
Diketahui Jumat (20/9/2024), Israel mengatakan telah membunuh komandan militer tertinggi Hizbullah Ibrahim Aqil.
Tak hanya itu, Israel juga mengakui telah membunuh komandan senior dari Pasukan Elit Radwan kelompok tersebut selama serangan udara di pinggiran selatan Beirut.
Di sisi lain, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, jumlah korban tewas akibat serangan udara hari Jumat di pinggiran selatan Beirut telah meningkat menjadi 31, mengutip Palestine Chronicle.
Serangan udara itu menandai serangan ketiga oleh Israel di pinggiran selatan sejak gelombang permusuhan dimulai hampir setahun yang lalu.
Serangan udara itu terjadi di tengah gelombang baru eskalasi Israel di Lebanon.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan pada Kamis (19/9/2024) bahwa konflik dengan Hizbullah telah memasuki fase baru.
Baca juga: Komandan Pasukan Radwan Tewas, Hizbullah Balas Serang Pangkalan Rudal Israel Pakai Peluru Kendali
300 Rumah di Metula Israel Rusak Akibat Ganasnya Serangan Hizbullah
Konflik antara Hizbullah Lebanon dan Israel semakin panas dan meluas.
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober 2023 lalu, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, tetapi relatif dalam cara yang terbatas dalam perang melawan pendudukan Israel.
Hal ini dalam rangka ikut serta membela kemerdekaan Palestina.
Menurut sumber Hizbullah, gerakan tersebut telah melancarkan 1.194 operasi militer dalam 250 hari pertama perang.