Komandan Pasukan Radwan Tewas, Hizbullah Balas Serang Pangkalan Rudal Israel Pakai Peluru Kendali
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Lebanon Hizbullah pada Sabtu (21/9/2024) mengumumkan kalau mereka telah menyerang pangkalan rudal Israel dengan menggunakan peluru kendali.
Mengeluarkan pernyataan pada Sabtu sore, Hizbullah mengatakan kalau sasaran serangan rudal berpemandu mereka adalah pangkalan udara dan pangkalan rudal Israel di Birya.
Tidak ada laporan langsung mengenai kemungkinan korban.
Baca juga: Hizbullah Mengganas, Bombardir Galilea Pakai Rudal, Tentara Israel Tewas, Pemukim Yahudi Luka Parah
Beberapa jam sebelumnya, sumber lokal di Lebanon melaporkan serangkaian serangan udara Israel baru terhadap negara Arab tersebut.
Serangan ini disebutkan menjadi respons Israel atas pengeboman Hizbullah pada Jumat (20/9/2024) yang menyasar beberapa pangkalan mata-mata dan pengawasan Israel.
Seperti siklus yang tidak terputus, Hizbullah juga menyatakan kalau serangannya merupakan tanggapan atas serangan Israel terhadap Lebanon.
"Sejalan dengan dukungan terhadap bangsa Palestina yang teguh di Gaza dan membantu perlawanannya yang berani dan terhormat, dan sebagai tanggapan terhadap serangan musuh Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah di Lebanon selatan, pasukan Hizbullah pada hari Jumat menargetkan markas besar militer rezim Zionis," kata pernyataan gerakan Hizbullah, kemarin.
Dalam pernyataan lain, Hizbullah mengatakan pihaknya telah menyerang pusat mata-mata Israel di Mishar dengan rudal Katyusha.
Pasukan Hizbullah juga menargetkan markas pengamatan dan operasi udara musuh Israel di pangkalan Meron dengan puluhan rudal.
Komandan Pasukan Elite Radwan Tewas
Israel kemudian membalas serangan Hizbullah itu dengan menyerang kawasan pemukiman di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut pada Jumat (20/9/2024).
Serangan jet F-35 Israel menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 66 lainnya.
Hizbullah mengonfirmasi 2 komandannya tewas dalam serangan Israel ini.
Komandan pertama yaitu Ibrahim Aqil yang dikonfirmasi tewas bersama anggota senior lain dari unit elite Hizbullah beberapa jam setelah serangan Israel di Beirut.