Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Badan Komunikasi Gerindra Andre Rosiade meminta Badan Intelijen Negara (BIN) memantau Masjid di lingkungan pemerintah yang diduga terpapar paham radikal.
Ia berharap BIN tidak hanya berkomentar namun melakukan pemantauan sehingga paham radikal tersebut tidak terus berkembang.
"Kalau memang ada yang radikal harus dipantau, jangan diomongin. BIN kan bukan pengamat," katanya saat dihubungi, Selasa, (20/11/2018).
Selain itu menurutnya BIN sebaiknya memberikan penjelasan mengenai definisi radikal yang dimaksud. Apakah yang bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945 atau yang selama ini mengkritik pemerintah.
Jangan sampai menurutnya paham radikal yang dimaksud adalah yang vokal mengkritik kebijakan pemerintah.
Baca: BIN Sebut 7 Kampus Negeri Terpapar Paham Radikalisme
"Kalau radikal yang punya paham terorisme kita setuju untuk diberantas, tapi jangan lantas melebar kemana-mana," katanya.
Menurut Andre masyarakat Indonesia kini sudah cerdas. Paham-paham radikal yang bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945 pasti tidak akan diberi ruang.
Ia juga yakin BIN mampu untuk meredam, mengantisipasi, bahkan memberantas paham-paham radikal tersebut.
"Saya rasa umat sekarang, tahu mana cara cara yang benar dan beragama," pungkasnya.
Sebelumnya BIN memaparkan bahwa masih ada sekitar 17 masjid yang terpapar paham radikalisme dalam kategori parah. Jumlah tersebut berkurang dari sebelumnya sebanyak 41 masjid.