TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kegiatan Kemah dan Apel Pemuda Islam Indonesia diselenggarakan oleh GP Ansor dan PP Pemuda Muhammadiyah yang bekerjasama dengan Kemenpora.
Pengelolaan dana kegiatan tersebut kemudian diduga bermasalah. Hingga akhirnya pihak kepolisian melakukan penyidikan terkait kegiatan tersebut.
Dalam acara tersebut terdapat dua ketua pelaksana atau panitia kegiatan dari GP Ansor dan PP Pemuda Muhammadiyah. Dari Pemuda Muhammadiyah, Ahmad Fanani, sementara GP Ansor, Safarudin.
Kemenpora menggelontorkan dana hingga Rp 5,5 miliar yang dibagi untuk GP Ansor 3,5 miliar sementara Pemuda Muhammadiyah Rp 2 miliar. Pihak Pemuda Muhammadiyah mengajukan bahwa uang tersebut digunakan untuk mobilisasi massa kegiatan.
"Kemudian dari situ, dari proposal yang disampaikan oleh timnya mas Fanani, mewakili Pemuda Muhammadiyah. Itu Pemuda Muhammadiyah diberikan fasilitasi untuk memobilisasi peserta sekitar Rp 2 miliar," ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhamadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Baca: Polisi Tangkap Penyebar Kebencian Kepada Presiden
Bentuk kegiatan acara mengalami perubahan dari yang diajukan oleh Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor berupa pengajian akbar. Namun usulan dari pihak Kemenpora diubah menjadi Kemah Pemuda.
Ahmad Fanani ikut menambahkan bahwa dalam acara ini pihaknya mencoba meminimalisir pengelolaan uang itu. Seperti berupaya untuk menggunakan Event organizer (EO).
Namun akhirnya tetap diterima anggaran Rp 2 Miliar untuk memobilisasi massa. Sementara GP Ansor bertanggung jawab untuk penyelenggaraan.
"Padahal dari awal kami enggak punya intensi inisiasi dari pemerintah. Kami berupaya minimalisir mengelola uang itu akhirnya uang yang kami terima anggaran mobilisasi massa nah gitu," beber Fanani.
Fanani mengakui bahwa dana tersebut dimaksimalkan untuk mobilisasi massa. Dirinya menyebut bahwa dana Rp 2 miliar tersebut dimaksimalkan dihabiskan untuk sosialisasi.
Hal ini dilakukannya, mengingat pihak Kemenpora menginginkan acara tersebut dilaksanakan secara meriah. Acara tersebut juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
"Pemuda Muhamadiyah hanya praktis anggaran untuk mobilisasi saja karena Menpora (Imam Nahrawi) penginnya acara wah. Dalam satu momen tertentu menghadirkan massa acara yang banyak dan terutama dalam," ungkap Fanani.
Seperti diketahui, penyidik dari Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menaikkan status kasus dugaan penyalahgunaan dana Kemah Pemuda Islam Indonesia ke tingkat penyidikan.
Diduga terdapat kerugian negara terkait acara Kemah dan Apel Pemuda Islam Indonesia yang menggunakan dana Kemenpora tahun anggaran 2017 tersebut.