News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Disebut-sebut Terlibat Perusakan Bendera Demokrat di Riau, PDIP Tersinggung Meradang

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SBY turun langsung ke Jalan Sudirman Pekanbaru, menyaksikan baliho bergambar dirinya dirusak, Sabtu (15/12/2018). TRIBUN PEKANBARU/ALEXANDER

TRIBUNNEWS.COM, ASAHAN -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristyanto membantah tuduhan pelaku perusakan bendera Partai Demokrat di Riau yang menyebut bahwa ia disuruh oknum PDIP.

Hasto sudah meminta Pelaksana Tugas DPD PDIP Riau Rokhmin Dauri untik melakukan pengecekkan terkait kasus bendera Partai Demokrat dirusak di Riau. Ia pun membantah, kader PDIP yang melakukan perobekkan tersebut.

"Sama sekali tidak benar, bahkan Pak Rokhmin Dauri yang bertugas sebagai Plt ketua DPD langsung ke sana," ujar Hasto di Asahan, Sumatera Utara, Minggu (16/12/2018)

Hasto menduga ada pihak yang menyusup untuk mengadu-domba. Sebab, merasa terusik dengan elektabilitas PDIP yang terus naik.

Hasto pun mengaku pengurus ranting di Pekanbaru tersinggung dengan pernyataan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief.

"Pengurus Ranting di Pekan Baru Betul-betul tersinggung oleh pernyataan saudara Andi Arief maka ketua ranting protes keras," ucap Hasto.

Hasto heran dengan Andi Arief mengapa melontarkan tuduhan kepada PDIP. Berbeda dengan Demokrat, Hasto menuturkan partainya juga pernah diserang, namun PDIP lebih memilih jakur hukum ketimbang menuduh partai lain.

"Ketika kantor partai diserang pun kami lebih memilih jalur hukum. Pak Djarot kemarin mengatakan mengutuk hal tersebut sebagai sikap resmi partai itu mengganggu keharmonian demokrasi kita," tuturnya.

Sebelumnya, Wasekjen Demokrat Andi Arief dalam cuitannya di twitter menyingguh keterlibatan partai berkuasa dalam insiden perusakan bendera itu.

"Dari pengakuan orang di tangkap oleh Polisi, Jumlah perusak atribut partai Demokrat ada 35 orang yg dibagi dlm 5 kelompok, satu regu 7 orang."

"Mereka dibayar 150 ribu/orang. Yang menyedihkan, pemberi order dari Partai berkuasa," cuit @AndiArief_, Sabtu (15/12).(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini