Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memperingati hari AIDS Sedunia (HAS) 2018, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan serukan pentingnya penanganan HIV-AIDS dl Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan).
Acara diselenggarakan di Lapas Khusus Narkotika Kelas II A, Jakarta Timur, Senin (17/12/2018).
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek dan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly turut serta dalam acara tersebut.
Keberadaan Warga Binaan Pemasyarakatan dengan latar belakang kasus penyalahgunaan narkotika memberikan pemahaman umum bahwa Lapas dan Rutan dianggap sebagai salah satu tempat yang berisiko tinggi terjadinya penularan HIV.
Baca: Tinggi Gelombang Capai 4 Meter, Waspada Berpergian Via Jalur Laut
Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami menyampaikan bahwa penanggulangan HIV AIDS bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas dan Rutan terus diupayakan Ditjen Pemasyarakatan.
Sejak tahun 2003, Ditjenpas bekerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti Kementerian Kesehatan, UNODC, PKNI, dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya melakukan penanggulangan di beberapa Lapas dan Rutan,” tutur Utami.
Hingga saat ini Tahanan dan WBP penderita HIV yang ditangani oleh Lapas dan Rutan berjumlah 1.042 orang. Jumlah tersebut tentunya perlu menjadi perhatian semua untuk menyadari pentingnya penanganan HlV-AlDS di Lapas/Rutan.
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, mengatakan bahwa HAS tahun ini mengusung tema Saya Berani, Saya Hebat!
“Tema ini dipilih sebagai bagian dari pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dengan pendekatan deteksi dini dan pengobatan segera atau early detection and prompt treatment," sambung Nila.
Kemudian Nila mengajak Jajaran Pemasyarakatan untuk semakin memperluas layanan HIV AIDS di Lapas dan Rutan.
Dengan harapan penularan dapat ditekan serendah mungkin dan para WBP serta tahanan yang positif HIV dapat segera diobati.
Senada dengan Nila, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H.Laoly Juga mengajak seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air untuk berperilaku hidup sehat demi mencegah dan mengendalikan penularan HIV di Indonesia.
Program dan layanan pencegahan HIV telah dibentuk di Lapas dan Rutan, termasuk didalamnya program penyuluhan, layanan skrining HIV dan tes bagi semua Tahanan dan Narapidana baru, rujukan antiretroviral therapy (ART), program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) HlV-AIDS, konseling, kelompok dukungan sebaya dan program peningkatan kapasitas petugas.
“Saat ini telah disusun Rencana Aksi Nasional tentang Pengendalian HlV-AIDS di UPT Pemasyarakatan yang memprloritaskan pencegahan dalam Program Pengendalian HlV-AIDS. lmplementasinya dilakukan melalui berbagai kegiatan dalam ruang lingkup pelaksanaan teknis pembinaan bagi WBP," ucap Yasonna saat memberikan sambutan Harl AlDS Sedunia di Lapas Narkotika Jakarta.
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan, atas upaya Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam mendukung Program Penanggulangan HlV/AIDS pada Rumah Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan dl seluruh lndonesia.
Dalam kegiatan tersebut akan dilakukan Penandatangan MoU antara Kanwil DKI Jakarta dengan Yayasan Tenar lndonesia tentang Program Penguatan Pencegahan HlV/AlDS, Rehabilitasi, paska Rehabilitasi Narkotika Berbasis Pelatihan dan Kewirausahaan bagi Tahanan dan WBP Pada Lapas, Rutan dan Bapas wilayah kerja DKI Jakarta.
Warga Binaan Pemasyarakatan Dari sejumlah Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan juga turut menghibur para tamu yang hadir di kegiatan peringatan Hari Aids Sedunia lni, di antaranya adalah Persembahan Tarian Kemilau Nusantara dari Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Jakarta dan Hiburan Grup Musik dan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Jakarta.