TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lantunan shalawat terdengar merdu sambil mengiringi ribuan orang yang terlihat terus memadati Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018) malam.
Iringan ribuan orang ini tak lupa berfoto di depan tulisan 'selamat datang di lingkungan pendidikan KH Wahid Hasyim'. Kerumunan orang itu menuju ke salah satu rumah sederhana di dalam jalan Al Munawaroh no 10.
Deretan petugas yang kompak mengenakan seragam juga terus mengatur kerumunan orang berbaju koko itu itu masuk mendekat ke rumah itu.
"Ayo silakan, kalau sudah tidak muat masuk lewat Masjid Al-Munawaroh," ucap salah satu petugas yang mengenakan emblem 'Banser'.
Sebuah panggung sederhana dengan dua orang pembawa cara juga terus menyebut para tamu yang hadir di rumah itu.
"Selamat datang bapak Mahfud MD," ucap salah satu pembawa acara.
Kedatangan ribuan masyarakat ini untuk menghadiri acara Peringatan wafat atau haul Presiden RI keempat, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tahun ke-9.
Acara digelar di kediaman keluarga Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Haul Gus Dur tahun ini mengambil tema 'Yang Lebih Penting dari Politik adalah Kemanusiaan'.
Tema ini diusung lantaran menjelang tahun 2019, para peserta pemilu tak hanya sekadar berpolitik namun juga menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.
"Kita harus memberi pesan tegas kepada para calon presiden, calon legilatif, dan masyarakat luas bahwa politik bukan tujuan melainkan sarana dalam menegakkan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Bukan sebaliknya. Inilah pesan pokok almarhum Gus Dur," kata Ketua Panitia Haul Gus Dur, Alissa Wahid.
Alissa menjelaskan, tema tersebut juga diambil lantaran senada dengan pernyataan Gus Dur semasa hidupnya.
Sebagai tokoh agama dan pejuang demokrasi, Gus Dur juga dikenal orang yang gigih memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan menolak kekerasan.