News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erupsi Gunung Anak Krakatau, Bandara Soetta dan Radin Inten II Lampung Beroperasi Normal

Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret terkini Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Status Gunung Anak Krakata (GAK) berubah dari waspada ke siaga pada Kamis (27/12/2018).

Melihat kondisi tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Polana B. Pramesti meminta seluruh jajarannya secara intensif memantau operasional penerbangan yang bisa terdampak erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Saya telah meminta Otoritas Bandara, Unit Penyelenggara Bandar Udara dan semua stakeholder penerbangan untuk terus melakukan koordinasi dan siap siaga jika terjadi hal-hal yang mengganggu aktivitas penerbangan,” ujar Polana dalam keterangan resmi, Kamis (27/12/2018).

Polana mengungkapkan, hingga saat ini operasional bandara Soekarno Hatta, Banten dan Bandara Radin Inten II Lampung masih berjalan normal.

Baca: Anak Krakatau Siaga III, BNPB Minta Warga Waspada

Pihaknya belum mendapatkan Notam khusus penutupan bandara dari AirNav Indonesia selaku penyelenggara lalu lintas udara.

"Sejauh ini abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau tidak memberikan dampak kepada penutupan bandara, untuk bandara terdekat seperti Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Radin Inten II Lampung, bandara masih beroperasi normal," kata dia.

Baca: Saksikan Roy Marten Nangis Tanggapi Perceraiannya dengan Gading Marten, Gisel: Hati Hancur Lagi

Saat ini, Airnav sudah mengeluarkan NOTAM A5440/18 perihal penutupan dan pengalihan rute penerbangan.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Bandara Radin Inten II Lampung, Asep Kosasih melaporkan bahwa sejak terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau, fasilitas bandara baik sisi darat ataupun udara tidak terdampak dan tetap beroperasi normal.

“Alhamdulillah, pasca erupsi Gunung Anak Krakatau, Bandara Radin Inten II beroperasi secara normal dan tidak terdampak. Namun, kami akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi secara intens dengan BMKG, Airnav dan Direktorat Navigasi Penerbangan,” ujar Asep.

Baca: Mimpi Buruk Herman Seventeen Sebelum Meninggal Dunia Diterjang Tsunami, Dibongkar Ifan Govinda

Dalam hal koordinasi dan komunikasi penanganan abu vulkanik, Dirjen Hubud melalui Direktorat Navigasi Penerbangan telah membangun sistem informasi sehingga para stakeholder yakni I-WISH (Integrated Webbased aeronautical Information System Handling).

Dalam sistem ini stakeholder terkait menyampaikan informasi yang dikuasai terkait tugas dan fungsi serta kewenangannya dalam hal penanganan abu vulkanik atau yang lebih dikenal dengan CDM (Collaborative Decision Making).

“Saya minta untuk memonitor selalu informasi yang disampaikan baik dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG maupun dari source lainnya dan Airnav agar mendistribusikan informasi tersebut melalui NOTAM kepada airlines dan bandara”, pungkas Polana.

Berdasarkan informasi BMKG pertanggal 26 Desember 2018 pukul 19.00 WIB sebaran debu vulkanik mengarah ke Barat Daya-Barat dengan ketinggian mencapai lebih dari 10 km.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini