TRIBUNNEWS.COM -- Pemakaman Letkom CPM Dono Kuspriyanto yang tewas ditembak oleh oknum anggota TNI dilakukan TMP Dreded, Blok Dreded Nomor 5, Empang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/12/2018).
Berdasarkan pantauan di lokasi, TMP Dreded, Blok Dreded Nomor 5, Empang, Bogor, Jawa Barat. Proses pemakaman dilakukan secara militer.
Sejumlah anggota keluarga dan sanak saudara tampak tak kuat menahan tangis saat prosesi berjalan.
Tak ada pernyataan dari pihak keluarga terkait pemakaman Letkol Dono ataupun terkait insiden yang menyebabkan Letkol Dono kehilangan nyawanya.
Namun Dikyo, adik almarhum Letkol Dono Kuspriyanto, meminta penanganan kasus penembakan yang menewaskan kakaknya digelar secara transparan. Dikyo meminta pelaku bertanggung jawab.
"Mudah-mudahan dibuka selebar-lebarnya diungkap. Siapa yang berbuat, harus bertanggung jawab. Itu saja," kata Dikyo.
Dikyo menduga pelaku penembakan kakaknya bukan hanya satu orang. Namun hal terpenting bagi keluarga adalah pelaku bisa ditangkap.
"Mudah-mudahan siapa pelakunya dan siapa-siapa saja, saya yakin bukan hanya satu orang, sebab waktu kejadian, yang saya dengar ada kendaraan roda dua," tutur Dikyo.
Dikyo menilai Letkol CPM Dono Kusprioyanto sebagai panutan keluarga. Dikyo merasa bersyukur banyak orang yang peduli terhadap adiknya. Banyak juga yang mengantar jenazah korban ke pemakaman.
"Tentunya saya juga akan mengucapkan terima kasih kepada teman-teman media yang ikut meliput pada saat kejadian sampai dengan proses pemakaman, Alhamdulillah berjalan lancar, dibantu sama teman-teman dari dinas," ujar Dikyo.
Terpisah, di Tempat Kejadian Perkara(TKP) di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur seorang warga yang pada saat kejadian berada di sekitar lokasi sempat mengira suara tembakan adalah suara petasan.
Meski dari keterangan terduga pelaku Serda Jhoni mengatakan ia menembak sebanyak empat kali, namun warga yang enggan disebut namanya itu mengatakan, ia hanya mendengar suara tersebut hanya dua kali dari tempat berjarak sekira 100 meter dari TKP.
Ia mengatakan biasanya pada sekira pukul 22.30 WIB ketika mendengar suara itu suasana Jalan Jatinegara Barat memang relatif sepi dan tidak banyak warga yang beraktifitas di dekat lokasi.
"Saya kira awalnya itu suara petasan. Karena semalam memang ada pengajian di dekat sini. Itu dua kali (suaranya)," kata warga yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Setelah beberapa saat mendengar suara tersebut ia kemudian keluar dan melihat sepanjang gang di depan Jalan Jatinegara Barat, sudah ramai oleh mobil petugas kepolisian. Awalnya ia mengira telah terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan raya tersebut.
Namun ketika ia dan sejumlah warga yang hendak mendekat, ia dilarang oleh petugas kepolisian yang berjaga. "Nggak boleh lihat dari dekat sama petugas kepolisian," kata dia.
Ia kemudian baru tahu dari warga sekitar kalau ada kejadian penembakan yang mengakibatkan korban meninggal di tempat.
Sampai Rabu (26/12) pukul 15.00 WIB ia mengatakan, seorang tukang nasi goreng yang berada di tempat kejadian belum pulang sejak semalam setelah dibawa oleh aparat.
"Yang tahu kejadian itu tukang nasi goreng, karena dia mangkal di depan. Biasanya dia tutup baru jam 01.00 WIB. Tapi sampai sekarang belum pulang," kata dia. (Tribun Network/dan/dwi/gta/wly)