News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2019

Soal Hoaks Tujuh Kontainer Berisi Surat Suara Tercoblos, Peneliti LIPI: Publik Jangan Reaksioner

Penulis: Reza Deni
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hoaks

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Firman Noor menyoroti informasi soal tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah tercoblos di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Publik jangan reaksioner, semuanya kita menunggu sampai semuanya jelas," kata Firman kepada Tribunnews.com, Jumat (4/1/2018).

Baca: Polisi Periksa Grup WA Politik Sabana Minang terkait Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos

Firman mengatakan peristiwa hoaks jelang Pemilu 2019 sudah bisa diprediksi, tetapi dia berharap peristiwa ini sebaiknya tidak terulang lagi.

"Iklim semakin memanas, dan publik harus cerdas bahwa kontestasi ini adalah bagaimana masing-masing kubu menonjolkan program dan visi misi," lanjutnya.

Firman juga meminta para elite politik di masing-masing kubu untuk mengajarkan masyarakat bagaimana menciptakan iklim demokrasi yang seharusnya.

"Di sisi lain juga memang ada upaya menyerang kandidat lain, tapi sikap yang harus diambil publik ya jangan reaksioner," pungkasnya.

Seperti diketahui, Bareskrim Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Siber telah berhasil mengamankan 2 orang yang diduga terkait penyebaran hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan dua orang tersebut diamankan di dua lokasi berbeda.

Satu orang berinisial HY diamankan di Bogor, Jawa Barat.

Sementara satu lainnya yang berinisial LS diamankan di Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Saat ini sudah diamankan 2 orang yaitu di Bogor dan Balikpapan," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (4/1/2019).

Baca: Polisi Tangkap 2 Orang Soal Hoaks Surat Suara Tercoblos

Ia menjelaskan bahwa kedua orang tersebut berperan dalam menyebarkan hoaks tersebut melalui media sosial.

Dedi menyebut keduanya menerima konten secara mentah dan tak mengecek ulang kebenarannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini