News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Megawati Meneteskan Air Mata saat Mengenang PDI Menjadi PDI Perjuangan

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (kanan) berbicara disaksikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) dalam acara Bu Mega Bercerita di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (7/1/2019). Acara Bu Mega Bercerita tersebut merupakan rangkaian peringatan HUT ke-46 PDI Perjuangan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, sempat terisak dan meneteskan air mata saat berpidato dalam HUT PDIP ke-46 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Megawati meneteskan air mata saat menceritakan sejarah partainya. Ia mengawali cerita bersejarah saat PDI Perjuangan masih bernama PDI, tentang kejadian di Pemilu 1997. Jelang hari pencoblosan, ucap Mega, ia didatangi oleh pihak pemerintahan.

"Kenapa dari PDI menjadi PDI Perjuangan. Kami waktu itu tahun 1997, waktu itu ada Pemilu, saya tidak lupa, beberapa hari pencoblosan saya didatangi beberapa orang dari pemerintah, yang mengatakan kepada saya hak saya untuk dipilih itu ditiadakan. Tapi saya diizinkan untuk memilih," ucap Megawati di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).

Megawati menengarai kader PDI akan mengikuti arahan yang diberikannya. Bahkan, saat hendak mencoblos, Megawati masih ditunggu oleh pihak pemerintah tersebut.

Baca: Harga Tiket Pesawat Dinilai Mahal, Netizen Bikin Petisi

"Saya sampai ditunggu untuk ke tempat coblos. Tapi mungkin sudah jalannya, persis saat (hari) mencoblos, keluarga saya di Blitar ada yang meninggal, dan saya pergi kesana. Sampai saat penguburan saya tetap ditunggu, waktu itu bukan KPU tapi LPU, dan meminta menggunakan hak saya untuk mencoblos di Blitar. Tapi waktu itu saya mengatakan tidak mungkin, karena harus mengantarkan jenazah sampai pemakaman," cerita Megawati.

Megawati mengaku sedih, pasalnya, kader-kader PDI tidak mau memilih. Sehingga suaranya turun drastis. Saat menceritakan ini, dia pun sempat terisak dan meneteskan air mata.

"Tapi bukan sedih, warga PDI bersorak-sorai," kata Megawati seraya berhenti berpidato lantaran meneteskan air mata.

"Setelah itu tentu saja, PDI suaranya dikatakan tidak bagus," cerita Megawati.

Saat Pemilu 1999, dia disebut boleh ikut. Dengan catatan harus mengubah nama partai. Ia pun mendaftarkan PDI mengubah nama menjadi PDI Perjuangan.

"Waktu mendaftarkan nama itulah kenapa menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan disahkan 1 Februari 1999, waktu saat kongres kelima. Itulah salah satu perjalanan luar biasa dari PDI ke PDI Perjuangan," kata Megawati.

Menurut dia, sejarah ini terus disampaikannya. Untuk mengingat para kader banteng bermoncong putih itu. "Sejarah tersebut selalu saya sampaikan. Agar partai ini memiliki ingatan kolektif, dan komitmen tuntaskan tugas sejarah," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini