News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembelian Sukhoi Terhambat, Kemenhan Akan Beli Drone Militer dari Tiongkok dan Portugal

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Tempur Sukhoi (SU-27SKM) terparkir di hanggar Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Rabu (29/3/2017). Pesawat tempur yang ditugaskan melakukan pengawasan udara di wilayah NKRI khususnya di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II tersebut berjumlah 16 pesawat yang terdiri dari Sukhoi 27 SK dan Sukhoi 30 SK. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pihaknya berencana membeli pesawat tanpa awak atau drone militer untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) Republik Indonesia.

Hal itu dilakukan sebagai respon atas terhambatnya proses pembelian pesawat tempur Sukhoi.

Ryamizard mengatakan Indonesia akan membeli drone militer dari Tiongkok dan Portugal.

“Ada 10 negara yang menawarkan dan sudah kita pilih dari Tiongkok, dari Portugal juga,” ungkapnya usai memimpin rapat pimpinan Kementerian Pertahanan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).

Menhan mengatakan anggaran pembelian drone militer itu sudah masuk Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019, meskipun dia tak merinci berapa jumlahnya.

Sementara itu Menhan mengakui pembelian 11 unit pesawat tempur Sukhoi (SU-35) dengan sistem imbal beli komoditas pertanian masih terhambat pembayaran dari Kementerian Keuangan.

Baca: Memilih Terjun ke SUngai Sebelum Dibakar Warga, Pencuri Ini Ditangkap Polsek Singosari Malang

“Pembelian Sukhoi itu kan menunggu persetujuan tiga kementerian, sampai ke saya sudah final, saya sudah tanda tangan, sudah salaman tapi yang bayar bukan saya,” tegasnya.

Namun, ia memastikan bahwa setelah pembayaran dilunasi maka 11 unit Sukhoi itu akan tiba di Indonesia.

“Sukhoi itu pasti akan datang, itu kan sistemnya 50 persen kita jual hasil pertanian seperti kelapa sawit dan sebagainya, lalu sisanya kita bayar, itu kewenangan Kemenkeu tanya mereka saja,” pungkasnya.

Pembelian Sukhoi dengan sistem imbal beli itu tercantum dalam UU No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Total nilai pembelian 11 unit Sukhoi dari Rusia itu senilai 1,14 miliar Dolar AS di mana setengahnya dibayar dengan hasil pertanian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini