Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan pesan dari Bung Karno kepada pesilat di Setu Babakan.
Hasto Kristiyanto mengharapkan pesilat di lokasi cagar kebudayaan DKI Jakarta itu untuk menghayati gagasan Proklamator RI itu dalam menjalan seni bela diri.
Baca: Ke Setu Babakan, Hasto serta Elit PDI Perjuangan Naik Commuter Line dan Ojek Daring
"Sejalan dengan gagasan Bung Karno, di mana setelah Jepang kalah dan diusir dari bumi pertiwi, maka seluruh olahraga berbau asing dilarang di Indonesia. Dan Pencak silat dijadikan sebagai olahraga resmi kita," kata Hasto Kristiyanto di Setu Babakan, Jakarta Selatan, Sabtu (19/1/2019).
Sekertaris TKN Jokowi - Maruf Amin ini melanjutkan, Bung Karno menilai silat adalah olahraga yang mencirikan karakter Indonesia. Anak-anak harus dikenalkan seni bela diri itu sejak dini.
"Anak-anak yang belajar ini bisa mengerti tentang budi pekerti," jelas Hasto Kristiyanto.
Di samping itu, Hasto Kristiyanto menginstruksikan kepada para calon anggota legislatif dari partainya untuk mengembangkan seni bela diri pencak silat sebagai cara menggembleng kader menjadi calon-calon pemimpin bangsa.
"Pencak silat harus dikembangkan, dan buat anggota DPRD DKI harus lakukan penbinaan-pembinaan agar silat semakin digemari masyarakat," kata Hasto Kristiyanto.
Seni bela diri pencak silat, lanjut Hasto Kristiyanto, juga sukses menjadi salah satu andalan Indonesia dalam Asian Games 2018, sehingga secara heroik berhasil menyumbangkan banyak medali emas.
Di Setu Babakan, Hasto Kristiyanto menyaksikan atraksi pencak silat dengan aneka jurus-jurus khas yang diperagakan anak-anak betawi.
Hasto Kristiyanto didampingi Caleg DPR RI Eriko Sotarduga dan Zuhairi Misrawi serta sejumlah caleg DPRD DKI. Ada juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan dari DPRD DKI Gembong Warsono.
Baca: PDI Perjuangan: Berikan Waktu Untuk Ahok Menikmati Urusan Pribadinya
Hasto Kristiyanto dan rombongan Safari Kebangsaan Ke-5 berangkat ke Setu Babakan menumpang ojek yang mangkal di Stasiun Lenteng Agung.
Sebelum itu, rombongan safari kebangsaan naik KRL dari stasiun Kalibata.